Haloo Sobat GPS .. Kali ini GPS menyampaikan informasi seputar RISTEK (Riset dan Teknologi) seputar memanfaatkan perairan sebagai sumber energi. Sobat GPS pasti sudah tidak asing lagi dengan PLTU atau PLTS, PLTN, PLTA, PLTB. Tapi mungkin sebagian dari sobat GPS ada yang belum tahu bahwa selain dari Uap, Surya, Nuklir, Air(Waduk), Banyu(Angin), ternyata negara kita ini sangat berpotensi besar dalam memanfaatkan lautan sebagai sumber tenaga listrik. Dengan memanfaatkan gelombang laut untuk menggerakan turbin penghasil listrik. Sebenarnya banyak metode atau cara yang dapat dilakukan untuk hal ini, nanun cara yang paling unik yang jarang kita dengar yaitu dengan mengunakan perahu, dimana metode ini terinspirasi oleh cara nelayan menangkap ikan. Nahh... Untuk lebih jelasnya langsung saja kita menuju T....K....P... !!
Berikut Penjelasannya....
Check it Out
Membangkitkan listrik dari laut bisa dilakukan
dengan berbagai macam metode. Tetapi bagaimana sebuah kapal yang berlayar di
tengah lautan bisa menghasilkan listrik dari lautan? Jawabannya barangkali
ada pada konsep yang dibuat oleh Fraunhofer Center for Manufacturing
Innovation.
Para peneliti di institusi tersebut mengklaim telah menemukan cara untuk mengatasi keterbatasan yang biasanya dimiliki oleh sistem energi gelombang. Idenya pun tidak berbeda dengan cara kerja para nelayan, yang berangkat ke laut menangkap ikan dan kemudian membawanya ke darat. Cara ini dinilai lebih efisien dibanding membuat platform di tengah laut untuk menangkap ikan dan kemudian mengirimnya melalui sebuah pipa panjang ke darat. Metode yang dibuat oleh para peneliti di Fraunhofer Center for Manufacturing Innovation juga mengandalkan www.fhcmi.org=>sebuah kapal dengan dilengkapi peralatan untuk memanen energi laut. Kapal ini sebenarnya berfungsi sebagai ponton yang bergerak sepanjang 50 meter, dengan perangkat pemanen energi gelombang laut yang berupa pelampung berukuran besar berada di sisi kiri dan kanannya. Menurut para peneliti tersebut, metode ini memiliki kelebihan dibanding metode konvensional. Selain tentunya tidak memerlukan kabel bawah laut yang juga berarti mengurangi biaya, sistem ini juga tidak perlu didesain untuk mampu menghadapi badai laut dan gelombang besarnya. Dengan digunakannya kapal, maka perangkat pemanen energi gelombang laut tersebut lebih fleksibel dalam mencari gelombang laut yang mencukupi untuk menghasilkan energi listrik serta menghindar dari badai. Diperkirakan kapal tersebut bisa menyimpan energi hingga 20 MegaWatt jam, dan diperkirakan listrik yang dihasilkannya seharga 15 sen per kWh, sementara sistem gelombang laut yang ada saat ini menghasilkan listrik seharga 30 hingga 65 sen.
Sumber: (planethijau.com/ humasristek)(GPS)
|
Pages
▼
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.