Pages

Isolasi Mikroba

Isolasi Mikroba

Di alam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologi, sifat dan kemampuan biokimiawinya. Di dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk dapat menelaah bakteri khususnya dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana di dalamnya hanya terdapat baktri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal dengan istilah biakan murni.  Untuk melakukan hal ini, haruslah di mengerti jenis- jenis nutrien yang disyaratkan bakteri dan juga macam ligkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut (Pelczar, 1986).  Selain teknik pertumbuhan bakteri atau teknik isolasi di atas, dikenal juga adanya teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tujuan untuk mendapatkan suatu biakan yang murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang lain yang tidak dinginkan. Mikroorganisme (bakteri, fungi /cendawan, protozoa, dan mikroorganisme lain) yang terdapat di ikan dan lingkungan budidayanya umumnya terdapat dalam populasi campuran. Untuk mencirikan dan mengidentifikasi suatu species mikroorganisme tertentu, pertama-tama mikroorganisme tersebut harus dapat dipisahkan dari mikroorganisme lain yang umum dijumpai dalam habitatnya, lalu ditumbuhkan menjadi biakan murni. Biakan murni diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan dalam menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu macam mikrorganisme saja. Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari suatu sampel tertentu. Dua diantaranya yang paling digunakan adalah metode cawan gores (baik dengan cara penggoresan kuadran maupun cara penyebaran) dan metode cawan tuang. Kedua metode ini didasarkan pada prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian sehingga individu species dapat dipisahkan dari lainnya, dengan anggapan bahwa koloni terpisah yang tampak pada cawan petri setelah inkubasi berasal dari satu sel tunggal. Pada kegiatan ini akan diperkenalkan metode cawan gores, yang dilakukan dengan menggoreskan inokulum/sampel pada permukaan medium agar dengan cara penggoresan kuadran.


            Berbagai macam mikroorganisme dapat ditemukan di alam dalam populasi yang heterogen. Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan   mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan   dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu kolonisel yang tetap pada tempatnya (Sutedjo,1996).
Jika sel-sel tersebut tertangkap oleh media padat pada beberapa tempat yang terpisah,aka setiap sel atau kumpulan sel yang hidup akan berkembang menjadi suatu koloni yang terpisahsehingga memudahkan pemisahan selanjutnya (Sutedjo, 1996).
Bila digunakan media cair, sel-sel mikroba sulit dipisahkan secara individu karenaterlalu   kecil dan tidak tetap tinggal di tempatnya. Akan tetapi bila sel-selitudipisahkan dengan cara pengenceran, kemudian ditumbuhkan dalam media padat dan dibiarkan membentuk koloni, maka sel-sel tersebut selanjutnya dapat diisolasi dalamtabung-tabung reaksi atau cawan petri-cawan petri yang terpisah (Sutedjo, 1996).
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi mikroorganisme adalah :
1.   Sifat dan jenis mikroorganisme
2.   Habitat mikroorganisme
3.   Medium pertumbuhan
4.   Cara menginokulasi dan inkubasi
5.   Cara mengidentifikasi
6.   Cara pemeliharaannya (Dwidjoseputro, 1998).

 A.     Metode Isolasi
Ada bermacam-macam metode isolasi yang dapat digunakan. Macam-macammetode isolasi tersebut antara lain:
1.      isolasi   tunggal   merupakan   metode   isolasi   dengan   cara   meneteskan   bahan   yang mengandung   mikroorganisme   pada   suatu   kaca   penutup   dengan   menggunakan mikropipet, yang kemudian diteliti dibawah obyektif mikroskop.
2.      isolasi   gores   merupakan   metode   isolasi   dengan   cara   menggeser   atau   menggoreskan ujung   jarum   ose   yang   telah   mengandung   mikroorganisme   dengan   hati-hati   di   atas permukaan   agar   secara   zig   zag   yang   dimulai   dari   dasar   tabung   menuju   ke   bagian   atas tabung.
3.      isolasi   tebar   merupakan   metode   isolasi   dengan   cara   menebarkan   bahan   yang mengandung mikroorganisme pada permukaan atas tabung.
4.      isolasi   tuang   merupakan   metode   isolasi   dengan   cara   mengambil   sedikit   sampel campuran   bakteri   yang   telah   diencerkan   dan   sampel   tersebut   kemudian   disebarkandidalam suatu medium dari kaldu dan gelatin encer.( Dwidjoseputro, 2003 )
Oleh  Nuniek,   2001 isolasi      mikroba   dapat   dilakukan   dengan   dua   cara   yaitu   cara penggoresan dan cara penaburan.
a.       Isolasi mikroba dengan cara penggoresan
Tujuan utama dari   penggoresan ini adalah untuk menghasilkan koloni-koloni bakteri yangterpisah   dengan   baik   dari   suspensi   sel   yang   pekat.   Cara   ini   lebih   menguntungkan   bila ditinjau   dari   sudut   ekonomi   dan   waktu,   tapi   memerlukan   ketrampilan   yang   diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Ada beberapa teknik goresan, antara lain :
1.   Goresan T
2.   Goresan kuadran
3.   Goresan radian
4.   Goresan sinambung (Nuniek, 2001).

b.      Isolasi mikroba dengan cara penaburan
Cara   penaburan (pour   plate)   merupakan   cara   yang   kedua   di   samping penggoresan untukmemperoleh   biakan   murni   dari   biakan   campuran   mikroba.   Cara   ini   berbeda   dari   cara penggoresan   dimana   media   agar   diinokulasi   dalam   keadaan   tetap   cair   yaitu   pada   suhu45o C,   dan   demikian   pula   koloni-koloni   akan   berkembang   di   seluruh   media,   tidak   hanya pada   permukaan.   Untuk   beberapa   tujuan   hal   ini   menguntungkan,   contohnya   dalam mempelajari   pertumbuhan   koloni   streptococcal pada   sel-sel   darah   merah.   Distribusikoloni-koloni   yang   lebih   baik juga diperoleh dalam cawan penaburan yang dibuat   dengan baik, dan   isolasi akan lebih mudah dibuat. Supaya koloni yang tumbuh dalam cawan tidak terlalu banyak ataupun sedikit maka contoh diencerkan hingga   beberapa kali pengencerandan ditaburkan pada beberapa cawan (Nuniek, 2001).
Khusus ntuk isolasi khamir dan jamur dikenal beberapa teknik inokulasi yaitu :
1.   Teknik pengenceran
2.   Teknik Hansen
3.   Teknik Lindner
4.   Mikromanipulator
5.   Isolasi spora dari sporangium (Winarni, 1997).

B.     Karakteristik Koloni Bakteri
            Karakteristik   koloni   bakteri   hasil   inokulasi   merupakan   salah   satu   bagian   dalam identifikasi   bakteri.   Beberapa   bentuk   koloni   spesifik   koloni   bakteri   pada   media   agar   datar yaitu (Sutedjo, 1996) :
1.
Ukuran
• Titik
• Kecil


• Sedang

• Besar
2.
Warna koloni
Bakteri   yang   hidup   hampir   tidak   berwarna   dan   tidak   kontras   dengan air,   di


mana   sel-sel

bakteri   tersebut   disuspensikan.   Oleh   karena   itu   pengamatan   tanpa   pewarnaan
menjadi

lebih sukar dan tidak dapat digunakan untuk melihat bagian-bagian sel dengan teliti.

3.
Bentuk koloni


• Bundar


• Tidak beraturan


• Rhizoid (tersebar seperti akar)

4.
Bentuk bagian tepi koloni ( margin )






• Rata ( entire)


• Tidak rata, bergelombang secara beraturan (
lobate )


• Bergelombang (  undulate )
• Bergerigi  (serrate )



• Seperti filamen (  filamentous )



5.   Bentuk koloni dilihat dari samping atau tingginya (   elevation )
• Datar ( flat)
• Agak menonjol ke atas (  raised )
• Menonjol ke atas (  convek )
• Menonjol dengan bagian pusat yang lebih tinggi (    umbonate )

"Syarat Jatuh Cinta"

"Syarat Jatuh Cinta"
Puisi Faisal Pandu Laksmana

Tak ada yang bisa menjamin cinta selalu akan berujung bahagia. Seringnya, mencintai membuatmu patah hati. Terluka. Meneteskan air mata bagi cinta yang berbalik dan meninggalkanmu.



Tapi pernahkah kau mencintai seperti yang aku alami?



Mencintai dalam sakit. Mengubah diri demi orang yang bahkan tak memalingkan wajahnya sedikit pun padamu. Hatiku berdarah, dan aku masih saja mencintainya. Bahkan, setiap malam aku masih menyempatkan diri untuk berdoa... supaya dia selalu bahagia.




Ini cinta yang bodoh. Ya, aku tahu itu. Tapi aku akan terus bertahan, terus mencintainya—hingga dia mengundangku masuk ke dunianya....

Organisme Interstitial


Kali ini GPS ngebahas tentang Organisme Interstitial. Apa itu Organisme Interstitial ? Apa saja yang mempengaruhi keberlangsugan hidup Orgaisme Interstitial ? dan bagaimana adaptasi yang dilakukan dalam menghadapi faktor yang mempengaruhi ?
Biar lebih jelas langsung aja ke pembahasan, :)

Definisi Orgaisme Interstitial
            Interstitial adalah suatu istilah umum yang ditujukan pada organisme yang menempati ruangan di antara butiran-butiran pasir. Psammon adalah sinonim untuk organisme interstitial, mengenai semua yang hidup diantara butir-butiran pasir. Istilah mesopsammon membicarakan semua organisme interstitial yang berhubungan dengan tepi pantai air tawar atau air panyau, sedangkan thalassopsammon adalah organisme yang berasosiasi dengan tepian laut dan daerah pasir.

Macam-macam Organisme Interstitial
Organisme yang membentuk psammon macamnya sangat banyak dari fila invertebrata, sebagian diwakili oleh satu atau sejumlah kecil spesies saja, sedangkan yang lain melimpah baik dalam jumlah individu maupun spesies. Psammon meliputi berbagai organisme seperti filum  Protozoa yang diwakili sejumlah besar spesies siliata, Filum Platyheminthes, Filum Nemathelminthes, Filum Rotifera, dan filum Krustacea.
1.      Filum Platyheminthes
Kelompok ini dikenal sebagai cacing pipih karena bentuknya yang pipih atas bawah. Hewan ini tidak beruas, triploblastik, simetris bilateral, tidak mempunyai anus maupun rongga tubuh atau selom (coelom) dan biasanya hermaprodit. Umumnya mulutnya terletak dibagian bawah dan ditengah tubuhnya. Kelas Turbellaria sering ditemukan pada daerah interstitial.
Dari kelas Turbellaria, ordo Acoela merupakan hewan laut kecil yang dapat ditemukan diantara batu-batuan dan diantara ganggang laut. Pada tubuh hewan ini tumbuh ganggang laut dan hewan ini memanfaatkan makanan yang dihasilkan ganggang tersebut untuk makanannya. Simbiosis ini begitu lengkap sehingga cacing Turbellaria kehilangan sistem pencernaannya.



2.      Filum Nemathelminthes
Nemathelminthes merupakan cacing bulat tak beruas, untuk membedakannya dari cacing pipih (Platyheminthes) dan cacing beruas (Annelida) adalah cacing ini memiliki tubuh panjang dan ramping dengan permukaan tubuh halus dan mengkilap. Salah satu atau kedua ujungnya meruncing, alat kelamin terpisah dan dapat menghasilkan beribu-ribu butir telur. Filum ini terbagi kedalam dua kelas, yakni Nematoda (mempunyai usus tetapi tidak mempinyai belalai) dan Acanthocephala (tidak mempunyai usus tetapi mempunyai belalai berduri). Nematoda merupakan cacing bulat yang paling banyak ditemukan didaerah interstitial.
Nematoda ( Cacing Benang )
Di pantai terdapat cacing benang yang hidup bebas tetapi begitu tak nyata sehingga lewat dari pengamatan kita. Nematoda hidup bebas sebagai pembangkai (scavenger), hidup dari partikel-partikel zat organic renik yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan dan hewan yang membusuk, yang disedot dengan kerongkongan berotot.
Cacing benang memiliki tubuh silendrik tak beruas dan ujung-ujungnya meruncing. Tubuhnya dilapisi oleh kutikel ulet dan biasanya ditanggalkan empat kali selama hidupnya. Mulutnya terletak diujung depan dan anus didekat ujung belakang. Mereka bergerak dengan gerakan tubuh yang mengombak.


3.      Filum Rotifera
Filum rotifera atau Rotatoria merupakan Metazoa yang sangat kecil. Rotifera pernah dianggap sebagai Infusoria. Rotifera merupakan filum menarik karena bentuk tubuhnya sangat menyerupai larva trokofor. Larva trokofor adalah salah satu fase dari daur hidup molussca dan Annelida. Kepala rotifera mempunyai banyak bulu getar yang membantu untuk bergerak dan menarik makanan ke dalam mulutnya. Ekor atau kakinya bercabang dan menempel pada benda dengan cara mengeluarkan sekresi dari kelenjar semen. Tubuhnya biasanya berbentuk silendrik dan ditutupi oleh kutikel serupa cangkang, kelamin rotifera terpisah. Rotifera sebagai mesopsammon sedangkan Gastrotricha sebagai thalassopsammon.

4.      Filum Krustacea
Krustacea pada dasarnya diwakili oleh kopepoda (hewan kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang) dan ostrakoda yang berlimpah dan beberapa kelompok kecil lainnya misalnya Mystacocarida.



 Ostracoda


             Badannya terbungkus dalam cangkang tipis menyerupai cangkang kerang. Jantungnya dapat dilihat berdenyut dibawah cangkang yang setengah tembus pandang. Kelompok ini memiliki mata yang majemuk atau tidak. Jika ada mata letaknya lebih di samping dari pada dibagian ujung depan. Mempunyai antena yang berkembang baik, ada dua atau satu embelan dada yang tidak pipih, ada palpus mandibel yang biasanya bercabang dua.


     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Organisme Interstitial
Kondisi yang mempengaruhi fauna interstitial agak berbeda dengan kondisi yang mempengaruhi makrofauna di daerah yang sama. Mungkin faktor paling penting yang menentukan keberadaan, ketiadaan, dan tipe organismee interstitial adalah ukuran butiran. Ukuran butiran sangat penting dalam menentukan besarnya ruangan interstitial yang tersedia untuk tempat tinggal. Makin besar ukuran butiran, makin besar volume ruangan interstitial dan oleh sebab itu makin besar pula organisme intersttital yang dapat mendiami tempat tersebut. Sebaliknya maikn kecil ukuran butiran, makin kecil pula ruangan yang tersedia dan dengan demikian makin kecil pula organisme yang dapat mendiami tempat tersebut. Oleh karena itu ukuran butiran bertindak sebagai suatu pembatas yang jelas terhadap penyebaran organisme psammon. Organisme psammon memperlihatkan suatu zonasi yang jelas berdasarkan ukuran butiran.
Ukuran butiran juga sangat penting karena menentukan kemampuan suatu tepian dalam penahanan dan sirkulasi air. Organisme interstitial adalah organisme akuatik dan oleh karena itu membutuhkan kehadiran air di ruang antar butiran pasir untuk dapat hidup. Apabila butiran terlalu kasar, daya kapiler pasir tak dapat menahan air sehingga air akan mengalir ke luar, dan hanya meninggalkan sesuatu lapisan tipis yang menyelimuti butiran. Sebaliknya, pantai yang berbutiran halus mampu menahan cukup banyak air di ruangan antarbutiran dengan daya kapiler.
        Sirkulasi air melalui pori-pori di dalam pasir penting karena gerakan air ini memperbarui pergerakan oksigen. Sirkulasi yang paling baik terdapat pada pantai yang butiran pasirnya kasar dan berkurang pada pantai yang butiran pasirnya halus. Apabila ukuran butiran pasirnya sangat  halus, misalnya pada pantai berlumpur, sirkulasi sama sekali terhenti, dan akibatnya terbentuk lapisan anaerobic pada sedimen.
Selain ukuran butiran, kondisi mineral butiran juga penting artinya bagi penentuan komposisi psammon. Asosiasi organisme yang terdapat di pasir silica akan berbeda dengan yang terdapat di pasir karbonat.
     Selain faktor diatas, beberapa faktor lain yang juga berpengaruh terhadap Organisme Intrestitial adalah sebagai berikut:
1.      Oksigen
Semua sedimen laut mempunyai suatu lapisan yang mendapatkan oksigen dipermukaannya, sedangkan dibawahnya terdapat lapisan yang anoksik. Oleh karena itu, organisme interstitial yang hidup di bawah kedalaman tertentu akan menghadapi kondisi bebas oksigen. Ketebalan lapisan yang mendapatkan oksigen bergantung pada beberapa factor umpamanya ukuran butiran, jumlah bahan organic, dan turbulensi air.

2.      Suhu
Kisaran suhu paling extreme terjadi dipantai intertidal dan dilapisan pantai paling atas. Kisaran suhu minimum terjadi di pasir subtidal dan di pasir intertidal pada kedalaman di bawah 10-15 cm. Lapisan pasir permukaan suatu pantai bertindak sebagai insulator bagi lapisan-lapisan bawah, yang dengan efektif meredam setiap perubahan suhu yang mencolok, perubahan suhu bergantung pada suhu udara, pengaruh angin dan hujan, jumlah cahaya matahari yang menerpa permukaan, dan suhu air laut. Fauna yang mendiami daerah lapisan pantai paling atas, akan berbeda dengan fauna yang terdapat dilapisan bawah, fauna yang hidup di daerah extreme mempunyai kemampuan toleransi cukup besar terhadap perubahan suhu.

3.      Salinitas
Penurunan salinitas mungkin terjadi dipantai intertidal karena limpahan air tawar ke pantai pada saat pasang surut atau karena turunnya hujan lebat. Perbahan salinitas biasanya terbatas pada lapisan atas pantai, karena lapisan bawah melalui daya kapiler mampu mempertahankan tingkat air asin yang lebih tinggi. Hal tersebut dikarenakan air tawar lebih ringan dari pada air asin, sehingga air tawar tak dapat menembus ke bawah titik dimana air laut ditahan oleh kapiler.

4.      Kekuatan Ombak
     Kekuatan ombak bekerja baik pada daerah interstitial maupun daerah subtidal, tetapi paling mencolok pada daerah intertidal. Ombak yang memecah dan ombak yang bergerak mengakibatkan pasir pada lapisan paling atas tersuspensi kembali dan secara musiman menyebabkan pindahnya atau mengendapnya kembali sejumlah besar pasir dengan sempurna. Oleh karena itu, apabila pantai teraduk, keseluruhan rangkaian ruangan dalam diatur kembali dan dengan sendirinya organisme berpindah. Hal tersebut merupakan suatu peristiwa yang mempunyai dampak sangat besar terhadap organisme yang tempat tinggalnya bergantung pada ruangan antarbutiran.

Adaptasi Organisme Interstitial
Banyak faktor yang mempengaruhi kelangsungan hidup Organisme Interstitial ini. Untuk mempertahankan hidupnya maka organisme Interstitial akan melakukan suatu penyesuaian diri terhadap kondisi lingkungannya (Adaptasi).
Kebanyakan adaptasi morfologik yang diamati pada fauna interstitial tampaknya berhubungan erat dengan beberpa aspek lingkungan, yang dapat ditinjau di sini. Lingkungan merupakan sesuatu yang dinamis dan tiap-tiap butiran pasir di lapisan atas secara tidak henti-hentinya tersuspensi dan terendapkan, dengan demikian baik letaknya maupun besarnya ruangan interstitial selalu berubah. Agar dapat hidup di sini, organism psammon harus tetap berada di ruangan pasir dan harus berusaha untuk tidak tergencet oleh partikel pasir yang bergerak dan tidak terlempar ke dalam bentuk plankton yang tak memungkinkannya hidup.
Mungkin adaptasi yang sangat nyata terhadap lingkungan ini adalah ukuran. Semua organism interstitial sangat kecil. Lebih lanjut, dalam fauna ini dijumpai wakil yang paling kecil dari hampir semua fila yang besar. Sebagai contoh moluska, echinodermata, dan cacing annelid biasanya berupa binatang yang cukup besar. Leptosynapta minuta berukuran 2 mm, Caecum glabrum berukuran 2 mm, Diurodrilus minimus berukuran 350 µm, dan Psammohydra nanna hanya 1 mm. Tetapi protozoa ciliata, pada umumnya berukuran lebih besar daripada siliata yang hidup di lingkungan lain. Tetapi ciliate yang lebih besar ini menjadi lebih pipih dan lebih memanjang sehingga lebih memungkinkan baginya untuk hidup di ruangan antarbutiran yang senpit. Dalam hal ini, ukuran lebih besar berarti harus lebih panjang.
Adaptasi lain diperlihatkan pada bentuk tubuh. Kebanyakan organism interstitial bertubuh memanjang atau seperti cacing, walaupun dalam keadaan normal tidak berbentuk cacing. Bentuk tubuh lainnya diperlihatkan oleh organisme yang sangat pipih. Organism pipih sesuai untuk masuk ke ruangan sempit, dan luas permukaannya makin besar untuk melekatkan diri pada butiran pasir. Adaptasi yang terakhir ini penting artinya dalam mempertahankan hidup karena hal itu memungkinkan organism tetap berada di butiran pasir pada saat resuspensi.
Orang mengira bahwa organism yang hidup di lingkungan yang sibstratnya sering mengalami reorganisasi akan menghadapi kemungkinan terbentur pada saat butiran pasir saling bertumbukan. Sebagai respons terhadap hal itu, banyak binatang psammon mengembangkan berbagai tipe alat untuk memperkuat dinding tubuh. Kerangka spikula dijumpai pada ciliate misalnya Remanella, cacing pipih turbelaria Acanthomacrostomum spiculiferum ,serta Rhodope dan Hedylopsis. Gastrotricha di pihal lain, mempunyai perisai dan sisik, sedangkan nematode mengandalkan kutikula yang tebal dan berat. Binatang yang lembut dan tidak memiliki perisai pelindung rupanya mengembangkan kemampuan deapat cepat memperp[anjang atau memperpendek tubuh, dan memungkinkannya menghindari himpitan. 
Dua tipe adaptasi terakhir yang berupa respons terhadap kebutuhan organism interstitial untuk bertahan hidup di dalam pasir dan tidak terlempar ke luar pada waktu peristiwa resuspensi perlu diperhatikan. Banyak species dari berbagai fila umpamanya caing pipih dan gastrotricha, mempunyai alat pelekat untuk menempelkannya pada butiran pasir. Crustacean dan tardigrada sanggup berbuat yang serupa dengan menggunakan pengait atau cakar pada anggota badannya. Stratokis (alat keseimbangan), untuk mendeteksi gravitasi dan dengan demikian dapat membedakan atas dan bawah. Alat indra serupa ini membuat organism mampu memutuskan dengan cepat harus bergerak kea rah mana pada saat resuspensi dan oleh karena itu organism tersebut akan kembali ke apsir, bukan ke atas, ke dunia air terbuka.

Analisa GPS tentang Beberapa Alasan Kenaikan Harga BBM 22 juni 2013


Dari sumber-sumber yang GPS dapatkan bisa dilihat beberapa alasan pengurangan subsidi BBM atau kenaikan harga BBM. Seperti yang ditegaskan oleh Presiden SBY tentang kenaikan harga BBM, beritanya bisa sobat lihat di berita “Presiden SBY Tegaskan AlasanKenaikan Harga BBM”.
Kali ini GPS coba sedikit berpendapat dan menganalisa dari beberapa alasan berikut ini. 

Alasan yang pertama adalah kebijakan subsidi BBM tidak tepat sasaran yang mengakibatkan tak seberapa orang miskin yang menikmati subsidi itu, seperti yang dikatakan Presiden “Selama ini subsidi BBM justru banyak dinikmati oleh golongan mampu yang tak berhak. Selain itu dengan dikuranginya subsidi BBM maka akan tersedia anggaran untuk membantu rakyat miskin.
Alasan yang kedua adalah harga minyak mentah dunia tahun 2011 mengalami kenaikan, Selain harga minyak dunia yang meningkat dalam laporan yang dibuat Bloomberg Rankings, menggunakan data yang dikompilasikan olehBloomberg, Associates for International Research Inc, Portal Energi Eropa, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Badan Enegi Amerika Serikat, Indonesia menempati peringkat 49 dengan harga BBM sebesar US$3,68 per galon (satu galon sama dengan 3,7 liter).

Menurut analisa GPS, alasan yang pertama adalah masalah subsidi BBM yang tidak tepat sasaran selain dari ketidak jelasan dari pemerintah tentang batasan atau indikator masyarakat mana yang berhak mendapat porsi paling banyak menikmati subsidi BBM, juga kesadaran dari masyarakat yang menggunakannya. Menurut GPS bagusnya ada kebijakan khusus tentang penggunaan premium yang tidak bersubsidi bagi pengguna mobil-mobil pribadi dengan merek bergengsi sebagai suatu keharusan seperti hal nya pajak, dengan begitu mungkin subsidi ini bisa tepat sasaran. Tapi melihat kebijakan yang sekarang sudah diambil sepertinya hal tersebut sulit dilakukan atau apalah, yang jelas sekarang harga BBM naik dari Rp4.500 menjadi 6.500, otomatis uang saku kuliah admin kepotong lagi.. hehe
Lanjut ke analisa alasan yang kedua yaitu tentang kenaikan harga minyak dunia. Dari sumber-sumber yang GPS temukan harga minyak mentah dunia naik dari tahun ke tahun,dan pada tahun ini juga mengalami kenaikan. New York, KOMPAS.com - Harga minyak dunia naik pada Selasa (28/5/2013) waktu setempat (Rabu pagi WIB), yang didukung angka kepercayaan konsumen dan harga perumahan di Amerika Serikat yang menguat. Namun sumber berikutnya New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia turun pada Senin (10/6/2013), di tengah kekhawatiran baru tentang permintaan minyak mentah China setelah serangkaian data ekonominya mengecewakan. Dengan penurunan ini tidak menjamin kalau tahun berikutnya harga minyak mentah dunia akan kembali menurun bhkan mungkin akan terus melonjak naik.
          Kembali lagi ke subsidi BBM yang tidak tepat sasaran. Dari bandrol harga BBM di Indonesia sebesar US$3,68 per galon (satu galon sama dengan 3,7 liter). Sobat bisa menghitunya, asumsi pemerintah pada APBN 2013 adalah USD 1 adalah Rp 9.300 sedangkan saat ini, USD sudah menembus Rp 9.971. Jika satu gallon seharga US$3,68 maka kita kalikan Rp 9.971 hasilnya Rp. 36.693 lalu kita bagi 3,7 hasilnya Rp. 9.917/liternya. dari harga itu kita mendapat subsidi cukup besar yaitu kurang lebih Rp. 5.500/liternya. Jika subsidi ini tidak tepat sasaran maka kasihan rakyat biasa seperti kita ini, apalagi masih banyak diluar sana masyarakat miskin yang bahkan jarang menggunakan kendaraan bermotor, jangankan seperti itu untuk makanpun sulit sedangkan uang subsidi itu didapat dari uang rakyat juga temasuk mereka.

Kenaikan harga BBM subsidi sudah diumumkan pukul 22..00 WIB malam ini di kantor Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta. Dipastikan harga BBM premium menjadi Rp 6.500/liter dan solar menjadi Rp 5.500/liter.

Bapak Presiden juga bilang masyarakat miskin akan mendapatkan kompensasi atas kenaikan harga BBM ini. Bantuan dan protelsi sosial atau dana kompensasi, ujar Presiden SBY, secara moral wajib diberikan kepada saudara-saudara yang kurang mampu. Pemerintah saat ini telah menyiapkan beberapa bentuk kompensasi, seperti Bantuan Langsung Sementera Masyarakat (BLSM), Beras untuk Masyakarat Miskin (Raskin) yang ditambah, Program Keluarga Harapan (PKH) yang ditambah anggarannya, beasiswa untuk murid miskin, dan lain-lain.

Kalau ini keputusan yang terbaik semoga bisa menghasilkan yang terbaik, aminnn.

Mudah-mudahan tidak terlalu ngelantur, yang salahnya tolong di ingatkan. ini hanya salah satu bentuk aspirasi sederhana dari seorang mahasiswa biasa. Kalau GPS ditanya setuju atau tidak, bisa dilsimulkan langsung dari tulisannya. semoga bermanfaat.

Sumber:

Tentang Plankton


Apa kabar Sobat GPS? udah lama GPS ga tulis-tulis, sekarang GPS bakal share ilmu tambahan seputar dunia perikanan. Sebelumnya GPS sudah membahas judul posting Plankton (Pengertian dan Pengelompokan), kali ini GPS juga akan kembali membahas dan melengkapi judul posting Tentang Plankton. Berikut pembahasannya !! :)

Tentang Plankton
          Istilah “plankton” pertama kali kali digunakan oleh Hensen pada tahun 1887. Sudah tentu penyelidikan tentang plankton dapat dilakukan dengan sempurna hanya jika menggunakan mikroskop.
Dalam dunia perikanan plankton ialah organisme mikroskopik baik hewan maupun tumbuhan yang hidup melayang bebas di air, tidak dapat melawan arus, dan tidak terikat dengan pantai dan dasar.

          Seperti yang kita ketahui, plankton banyak sekali jenisnya baik itu plankton air tawar ataupun plankton air laut. Plankton dibedakan kedalam beberapa kategori, yang diantaranya:
1) Berdasarkan Kemampuan Membuat Makanan:
- Fitoplankton
- Zooplanton
Penjelasan:
- Fitoplankton --> Adalah jasad nabati yang terdiri atas sel yang memiliki bentuk variasi, dari bulat, oval, hingga mirip benang. Jenis plankton ini mampu menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas hidupnya. Karena itu, fitoplankton dapat melakukan proses fotosintesis yang dapat menghasilkan makanan.
- Zooplankton --> Disebut juga plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau melayang dalam laut. Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya sangat ditentukan ke mana arus membawanya. Selain itu Zooplankton tidak dapat membuat makanannya sendiri.

2) Berdasarkan Stadia Hidup Sebagai Plankton
- Meroplankton
- Holoplankton
Penjelasan:
- Meroplankton --> Merupakan organisme yang sebagian daur hidupnya sebagai Plakton. Organisme ini disebut plankton hanya pada tahap awal dari daur hidupnya saja, yaitu pada tahap teur dan larva. Contohnya adalah Udang, pada saat larva berupa plankton dan pada saat dewasa berupa bentos.
- Holoplankton -->  Merupakan organisme yang seluruh daur hidupnya berupa plankton, dimulai dari telur,larva, hingga dewasa. Sebagian besar Zooplankton termasuk pada golongan ini. Contohnya Copepoda, Amfipod, Salpa, Kaetognat.

3) Berdasarkan Ukuran
ë  Megaplankton             : organisme planktonik yang besarnya lebih dari 2 mm.
ë  Makroplankton           : organisme planktonik yang berukuran antara 0,2 mm-2 mm
ë  Mikroplankton            : organisme planktonik yang beukuran antara 20µm-0,2      mm.
ë Netplankton        : Adalah plankton yang dapat tersaring dengan planktonet no.25, sedangkan nannoplankton tidak dapat tersaring. Luas mesh (lubang) plankton kira-kira 60x60µ (1µ = 0, 001 mm).
ë        Nanoplankton             : organisme planktonik yang berukuran 2µm-
      ë Ultraplankton              : organisme planktonik yang ukurannya <2µm.

4) Berdasarkan Sebaran Horizontal
- Plankton Neritik
- Plankton Oseanik
Penjelasan:
- Plankton Neritik --> Plankton Neritik (neritic plankton) hidup diperairan pantai dengan salinitas (kadar garam) yang relatif rendah.
- Plankton Oseanik --> Plankton Oseanik (oceanic plankton) hidup di perairan pantai hingga ke tengah samudra.

5) Berdasarkan Sebaran Vertikal
- Epiplankton
- Mesoplankton
- Hipoplankton
Penjelasan:
- Epiplankton --> Adalah plankton yang hidup di lapisan permukaan sampai kedalaman sekitar 100 m. Lapisan laut teratas ini kira-kira sedalam sinar matahari dapat menembus
- Mesoplankton --> (jangan dikelirukan dengan ukuran plankton yang istilahnya sama). Adalah plankton yang hidup di lapisan tengah, pada kedalaman sekitar 100-400 m . Pada lapisan ini intensitas cahaya sudah sangat redup sampai gelap.
- Hipoplankton --> Adalah plankton yang hidupnya pada kedalaman lebih dari 400 m. Termasuk dalam kelompok ini adalah batiplankton (bathyplankton) yang hidup pada kedalaman > 600 m, dan abisoplankton (abyssoplankton) yang hidup di lapisan yang paling dalam, sampai 3000 – 4000 m.

Semoga bermanfaat, next time GPS bakal share pembahasan yang lebih menarik lagi. Jangan lupa komentar dan Like FP GPS.gopenseru di Facebook.

TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG) PADA IKAN

TINGKAT KEMATANGAN GONAD (TKG)

                                                           Gambar. Gonad Ikan Megalopus Cordyla


           Perkembangan  gonad yang semakin matang merupakan bagian dari reproduksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Pada saat itu sebagian besar hasil metabolism tertuju pada perkembangan gonad. Dalam individu telur terdapat suatu proses yang disebut vitellogenesis yaitu terjadinya pengendapan kuning telur pada tiap-tiap individu telur, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada gonad. Salah satunya adalah pertambahan berat gonad. Pada ikan betina pertambahan berat gonad sebesar 10–25% dari berat tubuh dan pada ikan jantan sebesar 5-10%. Dari pegukuran tingkat kematangan gonad ini juga akan didapatkan keterangan bilamana ikan itu akan memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah.
Pada umumnya tiap spesies ikan pada waktu pertama kali gonadnya menjadi masak tidak akan sama ukurannya, demikian pula pada ikan yang spesiesnya sama dan terlebih ikan tersebut tersebar pada lintang yang perbedaannya lebih dari lima derajat, maka akan terdapat perbedaan ukuran dan umur ketika ikan mencapai kematangan gonad yang pertama kalinya.
Contohnya: ikan large mouth bass di wilayah Amerika Serikat. Ikan large mouth bass  yang terdapat di bagian selatan pada umur 1 tahun dengan berat 180 gram, gonadnya telah masak dan siap bereproduksi. Sedangkan ikan large mouth bass yang terdapat dibagian utara dengan umur yang sama yaitu 1 tahun dengan ukuran yang lebih besar yaitu 25cm dan beratnya 230gram tetapi pada gonad tiak ditemukan telur yang masak dan belum siap untuk memijah.

Cara Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
      1.       Cara Histologi
      2.       Cara pengamatan morfologi
Penjelasan:
      1.       Cara Histologi, yaitu dengan cara melakukan penelitian di dalam laboratorium yang akan menghasilkan data anatomi perkembangan gonad secara lebih jelas dan mendetail.
      2.       Cara pengamatan morfologi, yaitu pengamatan dengan melihat bentuk, ukuran panjang berat, warna dan perkembangan isi gonad yang dapat dilihat.

Pembagian Tahap Kematangan Gonad
Para peneliti dalam mebagi tahap kematakangan gonad ikan tidaklah sama. Hal ini tergantung dari jenis ikan apa yang mereka teliti. Diantara banyak pendapat tentang pembagain tahap kematangan gonad, salah satunya adalah Tingkat kematangan gonad menurut Kesteven (Bagenal dan Braum, 1968), yaitu:
I.                    Dara, organ seksual masih sangat kecil dan berada di bawah tulang punggung, testes dan ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai berwarna abu-abu. Telur tidak bisa dilihat dengan mata biasa.
II.                  Dara Berkembang, testes dan ovarium jernih, abu-abu merah, panjangnya setengah atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur sudah dapat dilihat dengan menggunakan kaca pembesar.
III.                Perkembangan I, testes dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah-merahan dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang kebagian bawah. Telur dapat dilihat seperti serbuk putih.
IV.                Perkembangan II, testes berwarna putih kemerah-merahan. Tidak ada sperma kalu perut ditekan. Ovarium berwarna orange kemerah-merahan. Telur jelas dapat dibedakan, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisi kira-kira 2/3 ruang bawah.
V.                  Bunting, organ seksual mengisi ruang bawah. Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma jika ditekan perutnya. Telur berbentuk bulat, beberapa diantaranya jernih dan masak.
VI.                Mijah, telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan ke perut. Kebanyakan telur berwarna jernih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal di dalam ovarium.
VII.              Mijah/Salin, gonad belum kosong sama sekali. Tidak ada telur yang bulat telur.
VIII.            Salin,  testes dan ovarium kosong dan berwara merah. Beberapa telur sedang dalam keadaan dihisap kembali.
IX.                Pulih Salin, testes dan ovarium berwarna jernih, abu-abu sampai merah.