TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan menggandeng lembaga donor asal Amerika Serikat, USAID (United States Agency for International Development), untuk menjalankan program konservasi laut. Menteri Kelautan, Sharif Cicip Sutardjo, mengatakan program konservasi laut itu ditujukan untuk melindungi keanekaragaman hayati serta mengelola kawasan perairan secara efektif.
"Hal ini demi mendukung industri perikanan dan ekowisata bahari." kata dia di kantornya, Kamis 5 Juli 2012.
Sharif mengatakan Kementerian Kelautan dan USAID tengah menyusun mekanisme pengelolaan pendanaan berkelanjutan untuk konservasi perairan. Skema itu diharapkan bisa menyederhanakan pengelolaan bantuan pendanaan atau hibah dari para donatur.
"Agar pemanfaatannya lebih transparan, fokus, dan tepat sasaran," ujarnya.
Program Kawasan Konservasi Laut atau Marine Protected Areas Governance (MPAG), kata Sharif, dapat mendukung komitmen Indonesia dalam merealisasikan target kawasan konservasi laut hingga 20 juta hektare pada 2020. Hingga pertengahan 2012, Indonesia berhasil menciptakan kawasan konservasi seluas 15,5 juta hektare atau 77,5 persen dari target tersebut.
Chief of Party MPAG Pahala Nainggolan mengatakan beberapa kawasan konservasi besar yang masuk dalam program ini yakni Laut Sawu di Nusa Tenggara Timur, Perairan Raja Ampat, serta Laut Banda di Maluku. "Kawasan itu dikelola dengan tiga prinsip yakni perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan laut secara berkelanjutan," katanya.
Deputy Administrator USAID, Donald Steinberg, menuturkan program MPAG yang dirancang untuk bantuan pembangunan sektor laut yang berkesinambungan tak hanya dilakukan di Indonesia. Namun Indonesia menjadi salah satu fokus lantaran memiliki keanekaragaman hayati yang cukup lengkap.
"Kerja sama ini dikucurkan dalam bantuan dana, teknologi, serta program pelestarian lingkungan," ujarnya.
Sumber: Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.