Halooo Sobat GPS, udah lama GPS ga posting materi lagi nih. Sekarang GPS mau bagi sedikit ilmu dari tugas yang di kasih di kuliah BIOKIMIA. Tugasnya tentang Siklus Nitrigen di Perairan, seperti apa dan bagaimana ? langsung aja kita cek di TKP :)
Sedikit Pendahuluan sebelum masuk ke materi
Nitrogen merupakan salah satu unsur pembatas
pertumbuhan, nitrogen memainkan peran penting dalam mengkontrol produktivitas
biologis. Beberapa bagian dari siklus biogeokimiawi nitrogen di laut turut
berperan dalam rangkaian 'feedback' yang mengatur iklim, pembentukan sedimen
biogenik, dan kadar beberapa bahan kimia dalam air laut. Karena keberadaan
nitrogen secara alamiah dalam tingkat oksidasi yang beragam, nitrogen cenderung
mengalami reaksi redoks yang mengakibatkan nitrogen memiliki siklus
biogeokimiawi yang kompleks. Siklus yang kompleks tersebut ditambah dengan
variabilitas spasial dan temporal nitrogen yang besar menyebabkan siklus nitrogen
di laut sulit dipelajari. Keadaan ini mengakibatkan pengetahuan kita tentang
aliran global dan ukuran cadangan dimana nitrogen tersimpan memiliki tingkat
ketidakpastian yang cukup tinggi. Data yang tersedia mengindikasikan bahwa
siklus biogeokimiawi nitrogen di laut tidak dalam kondisi 'steady state', dan
perkiraan tentang beberapa sumber nitrogen yang terikat terlampau rendah.
Kegiatan
manusia telah meningkatkan aliran nitrogen global. Laju aliran nitrogen terikat
kedalam laut meningkat secara signifikan karena kegiatan buangan limbah dan
pertanian. Pertanian menyebabkan erosi tanah danlimpasan pupuk. Di beberapa
lokasi, aliran antropogenik nitrogen ini melampaui masukan alami dari sungai
dan telah mengakibatkan eutrofikasi pada perairan estuari. Nitrogen juga
menghilang dari biosfer daratan karena biomasa yang terbakar, khususnya di
hutan hujan tropika. Proses-proses ini bersama-sama dengan pembakaran bahan
bakar fosil telah meningkatkan kandungan nitrogen oksida dalam atmosfer.
Pencemaran udara ini membantu pembentukan ozone pada troposfer, tetapi
menyebabkan perusakan lapisan ozone pada stratosfer. Dalam tulisan ini,
biogeokimiawi siklus nitrogen di laut diuraikan dalam kaitan dengan status
'steady state' dan berbagai gangguan yang disebabkan oleh masukan antropogenik.
Apa itu Nitrogen ???
Nitrogen atau zat lemas adalah unsur
kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambing N dan
nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna, tanpa bau, tanpa rasa
dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi
dengan unsure atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat
malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya.
Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfer Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk
banyak senyawa penting sepertiasam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida.
Peranan Nitrogen dalam Kehidupan ??
Nitrogen
merupakan suatu bagian dari sel hidup dan bagian utama dari semua protein,
enzim dan proses metabolik yang disertakan pada sintesa dan perpindahan energi.
Nitrogen itu sendiri merupakan unsur yang penting untuk seluruh proses
dalam tumbuhan. Pengambilan N oleh tumbuhan telah dipelajari oleh Morot-Gaudry
(1997); kekurangan N menyebabkan terhambatnya pertumbuhan tanaman baik secara alami
maupun pada pertanian. Nitrogen banyak terdapat pada bagian klorofil, yang
merupakan pewarna hijau dari tanaman yang bertanggung jawab terhadap
fotosintesis. Nitrogen merupakan unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa
penting di dalam sel, termasuk protein, DNA dan RNA. Nitrogen adalah
komponen utama dalam semua asam amino, yang nantinya dimasukkan ke dalam
protein, protein adalah zat yang sangat kita butuhkan dalam pertumbuhan.
Ada beberapa peranan nitrogen terhadap pertumbuhan
tanaman diantaranya adalah:
1. Memacu
pertumbuhan tanaman secara umum terutama pada fase vegetative, berperan dalam
pembentukan klorofil, dan merangsang perkembang biakan mikroorganisme.
2. Peranan
nitrogen dalam tanaman yaitu mensintesis karbohidrat menjadi protein dan
protoplasma (melalui mekanisme respirasi) yang berperan dalam pembentukan
jaringan fegetatif tanaman.
3. Peranan
nitrogen dalam tanah yaitu nitrogen diserap tanaman dalam bentuk nitrat (NO3)
dan ammonium (NH4), akan tetapi nitrat akan segera tereduksi menjadi
amonium melalui enzim yang mengandung Mo.
Amonium merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan
yang hidup di tanah masam, terutama tanah humus, nitrat, merupakan sumber
nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah netral atau basa selanjutnya
organic, merupakan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang hidup di tanah organic.
Nitrogen udara merupakaan sumber nitrogen bagi tumbuhan yang bersimbiosis
dengan organisme penambat nitrogen.
Walaupun terdapat sangat banyak
molekul
nitrogen
di dalam
atmosfer,
nitrogen dalam bentuk gas tidaklah reaktif. Hanya beberapa organisme yang mampu untuk mengkonversinya menjadi
senyawa
organik dengan proses yang disebut
fiksasi nitrogen.
Fiksasi nitrogen yang lain
terjadi karena proses geofisika, seperti terjadinya kilat. Kilat memiliki
peran yang sangat penting dalam kehidupan, tanpanya tidak akan ada bentuk
kehidupan di bumi.
Walaupun demikian, sedikit sekali makhluk hidup yang dapat menyerap senyawa
nitrogen yang terbentuk dari alam tersebut. Hampir seluruh makhluk hidup
mendapatkan senyawa nitrogen dari makhluk hidup yang lain. Oleh sebab itu,
reaksi fiksasi nitrogen sering disebut proses topping-up atau fungsi
penambahan pada tersedianya cadangan senyawa nitrogen.
Vertebrata
secara tidak langsung telah mengonsumsi nitrogen melalui asupan nutrisi dalam
bentuk protein
maupun asam nukleat.
Di dalam tubuh, makromolekul ini dicerna menjadi bentuk yang
lebih kecil yaitu asam amino dan komponen dari nukleotida,
dan dipergunakan untuk sintesis protein dan asam nukleat yang baru, atau
senyawa lainnya.
Sekitar setengah dari 20 jenis
asam amino yang ditemukan pada protein merupakan asam amino esensial bagi
vertebrata, artinya asam amino tersebut tidak dapat dihasilkan dari asupan
nutrisi senyawa lain, sedang sisanya dapat disintesis dengan menggunakan
beberapa bahan dasar nutrisi, termasuk senyawa intermediat
dari siklus asam sitrat.
Apa itu Siklus Nitrogen ??
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang
mengandung unsur
nitrogen
menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat terjadi
secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada siklus
nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi.
BENTUK SENYAWA NITROGEN
Sumber utama nitrogen
adalah nitrogen bebas
(N2) yang
terdapat di atmosfir,
yang takarannya mencapai
78 persen volume,
dan
sumber lainnya yang ada
di kulit
bumi
dan perairan. Nitrogen juga
terdapat dalam
bentuk yang komplek,
tetapi hal
ini tidak
begitu besar
sebab
sifatnya
yang mudah larut dalam air.
Pada umumnya
derivat
nitrogen sangat
penting bagi kebutuhan dasar nutrisi, tetapi dalam kenyataannya substansi nitrogen adalah hal yang menarik sebagai polutan
di lingkungan.
Dapat
terjadi perubahan global
di lingkungan oleh
adanya
interaksi antara
nitrogen
oksida
dengan ozon
di zona
atmosfir.
Juga adanya perlakuan
pemupukan
(fertilization treatment) yang berlebihan dapat mempengaruhi air tanah
(soil water),
sehingga
dapat mempengaruhi kondisi air minum
bagi manusia.
Khusus di laut, kelebihan
unsur N dan P akan mengakibatkan kejadian
blooming dapat menimbulkan
tumbuhnya beberapa
alga yang beracun bagi kehidupan fauna, hal ini sangat merugikan produksi (Rompas, 1998).
Bentuk atau komponen
N di atmosfir dapat berbentuk ammonia
(NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen
oksida (NO),
nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat
(HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain dalam bentuk proksisilnitri (Soderlund dan
Rosswall, 1980).
Dalam telaah kesuburan
tanah proses pengubahan nitrogen
dapat dilakukan dengan berbagai cara,
yaitu mineralisasi
senyawa nitrogen komplek, amonifikasi,
nitrifikasi, denitrifikasi, dan volatilisasi ammonium (Mas’ud, 1992).
Sejumlah organisme mampu melakukan fiksasi N dan N-bebas akan berasosiasi dengan
tumbuhan. Senyawa N-amonium dan
N-nitrat yang dimanfaatkan oleh tumbuhan
akan diteruskan
ke hewan dan
manusia
dan kembali
memasuki sistem lingkungan melalui sisa-sisa
jasad renik. Proses fiksasi memerlukan
energi
yang besar, dan enzim (nitrogenase) bekerja dan didukung
oleh oksigen yang cukup. Kedua faktor ini sangat penting dalam memindahkan N-bebas dan sedikit simbiosis oleh organisme (Rompas, 1998).
Nitrogen
organic diubah menjadi mineral N-amonium oleh mikroorganisasi dan beberapa hewan yang dapat memproduksi mineral tersebut seperti
: protozoa, nematoda,
dan
cacing
tanah. Serangga tanah, cacing
tanah, jamur, bakteri
dan aktinbimesetes merupakan
biang penting tahap
pertama
penguraian
senyawa N-organik dalam
bahan organic
dan senyawa N-kompleks lainnya (Mas’ud, 1993).
III. FIKSASI NITROGEN
Semua mikroorganisme mampu
melakukan
fiksasi nitrogen, dan berasosiasi
dengan
N-bebas yang berasal dari tumbuhan.
Nitrogen dari proses fiksasi
merupakan
sesuatu
yang penting
dan
ekonomis yang dilakukan
oleh bakteri
genus
Rhizobium dengan
tumbuhan
Leguminosa termasuk
Trifollum spp,
Gylicene max (soybean), Viciafaba
(brand bean),
Vigna sinensis
(cow-pea), Piscera sativam
(chick-pea),
dan
Medicago
sativa
(lucerna)
(Rompas,1998).
Dalam memproduksi nutrient bagi
organisme laut, maka diperlukan fiksasi N dari atmosfir. Penelitian yang dilakukan di Eniwetok
Atoll, menemukan bahwa bentuk
N sangat bervariasi pada
air yang mengalir sesudah terumbu karang
karena air tersebut sangat
miskin nutrient (Johannes, et
al., 1972; Wiebe,
et al., 1972). Sumber
N yang
berasal
dari
fiksasi-N
di laut berasal
dari alga hijau biru
Calothnia crustacea (Wiebe, et al.,
1975).
Fiksasi N juga ditemukan pada bakteri
anaerobic
Thalassia
(Patriquien, 1972; Patriquien
dan Knowles, 1972). Fiksasi N
ditemukan
pada akar pertumbuhan Thalassia (Goering dan Parker, 1972) dan makro alga serta coral rubble (Copone,
1977). Selain itu pentingnya
bakteri-bakteri terumbu (reef bacteria) untuk melakukan fiksasi N (Sorokin, 1978).
Spesies Oscillatoria (Tridrodesmium) dan Richella spp, merupakan
spesies yang penting dalam proses asimilasi molekul N (Mangue, 1977). Tetapi N-fiksasi di laut Pasifik sangat kecil terjadi (Mangue,
et al., 1977), demikian pula di laut Sargossa (Carpenter
dan McCarthy,
1975),
jika
dibandingkan dengan NH3. Asimilasi
molekul N dapat dihitung melalui kebutuhan
N dari Oscillatoria thiebantii. Bagaimanapun alga ini sangat
rendah
dan dalam
dalam proses regenrasi
membutuhkan waktu
15 hari atau
lebih
(Carpenter
and McCarthy,
1975).
Akhir-akhir ini ditemukan simbiosis asosiasi antara
bakteri Azospirillum lipoferum
dan akar tumbuhan termasuk
rumput tropikal
Digitaria
decumbens, juga
jenis
rumput tropikal Paspalum notatum mampu
melakukan fiksasi N bersama-sama bakteri Azotobacter
paspalli
di dalam
akar (Dobereiner,
1978, dalam Rompas, 1998).
IV. NITRIFIKASI
Nitrifikasi
merupakan
suatu proses oksidasi ensimatik yang dilakukan
oleh sekelompok jasad renik/bakteri dan
berlangsung dalam dua tahap yang terkoordinasikan.
Masing-masing dilakukan
oleh bakteri/jasad renik yang berbeda
pada tahap-tahapan proses nitrifikasi (Mas’ud, 1993), sebagai berikut:
Tahap pertama (nitrisasi)
oksidasi
2 NH4 + 3 O2 ------------------> 2 HNO2 + 2 H2O + E (79 kalori).
Ensimatik
Tahap kedua (nitrisasi)
oksidasi
2 HNO2 + O2 ---------------> 2 HNO3
+ E (43 kalori). ensimatik
Menurut Rompas (1998), bakteri autotrofi (bakteri nitrifikasi) dapat menggunakan N-anorganik
untuk
melakukan nitrifikasi, seperti
genera bakteri Nitosomonos,
Nitrosococcus, Nitrosospira, Nitrosovibrio,
dan Nitrosolobus.
Pada proses tahap pertama reaksi berlangsung
dari ammonium ke nitrit yang melibatkan bakteri Nitrosomonos dan Nitrosococcus dengan persamaan
reaksi sebagai berikut:
NH4
+ 3/2 O2 ------------------> NO2
+ H2O +
2 H E = - 65 kcal
Sedangkan reaksi kedua diperankan oleh bakteri Nitrobacter dan Nitrococcus spp yang melakukan
oksidasi dari nitrat ke nitric dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NO2
+ ½ O2 ------------------> NO3
+ E = - 18 kcal.
Reaksi
nitrifikasi seperti
di atas dapat
berlangsung
jika adanya
oksigen. Proses oksidasi dari
NO2 ke nitrit umumnya lebih cepat
dari pada
proses oksidasi dari
NH4 ke nitrit,
dan
nitri ini terakumulasi di lingkungan. Tahapan- tahapan
oksidasi ammonium oleh bakteri
Nitrosomonas
dan kemungkinan produksi nitrit
oleh beberapa
bakteri
disajikan dalam
persamaan
sebagai berikut:
-3 -1 0 +1 +2 +3
15 NH
4 + 15 NH2OH [15 NOH
….
15,15 N2O2H2 ] 15 NO 15 NO2-
15,15 N2O
14,15 N2O2H2 … 14,15 N2O
14,14 N2O
-3
14 NH
4 + 14 NH2OH [14 NOH 14,14 N2O2H2 ] 14 NO 14 NO2-
Reaksi enzim Peluang reaksi enzim Reaksi Kimia
V. DENITRIFIKASI DAN ASIMILASI NITRAT
Denitrifikasi
merupakan
proses preduksian
senyawa N-nitrat menjadi
gas nitrogen dan/atau gas
nitrogen oksida, dengan
nitrogen bertindak sebagai penerima
hydrogen.
Produksi nitrogen bebas
dari
senyawa-senyawa organic tidaklah
melalui
aksi mikroorganisme, namun terbentuk secara tidak langsung oleh saling tindak antara asam nitrat bebas dengan senyawa amino, yang keduanya dihasilkan secara bersama melalui biang bakteri (Mas’ud, 1993).
Menurut Rompas (1998), dalam keadaan anaerob, bakteri aerob dapat memanfaatkan nitrat untuk menggantikan oksigen sebagai penerima elektron, sehingga mengurangi
gas-gas produk
akhir seperti NO, N2O atau N2, tahapan dalam nitrifikasi adalah sebagai berikut:
NH
4 + + 2O2 ------------------> NO3- + H2O + 2H
Gas dinitrogen dan nitrogen
oksida adalah dua komponen
produk akhir yang sangat penting
dan N2 biasanya diproduksi dari
N2O sedang dari
NO dapat terjadi tetapi
dalam
kondisi
tertentu.
Terbentuknya
N2O dan N2 tidak saja dari nitrat
selama respirasi, tetapi
dapat
juga
konversi dengan
cara asimilasi ke NH4+ dalam komponen organic biomasa. Tentu
pula mikroorganisme dapat
merubah
NO3- ke NH4+ melalui mekanisme
diasimilasi pada kondisi anaerob, mekanisme ini
bersama denitrifikasi adalah proses memanfaatkan energi.
VI. SENYAWA DAN KANDUNGAN
NITROGEN DI LAUT
Pengetahuan senyawa
dan kandungan N di laut sangat penting
untuk diketahui,
hal ini mempunyai hubungan
erat
dengan kehidupan
biota laut, dan
berkaitan
dengan nutrient untuk
biota laut.
Secara alamiah perkembangan konsentrasi
dari nutrient sangat tergantungan
dari hubungan antara kedalaman laut
dan
stok
fitoplankton beserta aktivitasnya (Lonshurst,
1988). Studi yang
dilakukan di Guinea, Atlantic bagian timur menemukan adanya korelasi antara naiknya turunnya
konsentrasi NO3- dengan kedalaman laut dan produksi
fitoplankton
(Herbland
dan Voituriesa,
1979). Pada laut yang dalam Zn
akan menjadi faktor pembuat masalah dalam hubungan antara kandungan
oksigen dan klorofil, oleh karena itu sangat menentukan
“batas kandungan
nitrat”
(nitracline)
(Longhurst, 1988), mengingat kandungan
N dalam air
senentiasaa berbentuk
ion nitrat dan
ion
ammonium (Rompas,
1998).
Dalam hubungan inlah penting untuk menentukan konsentrasi nutrient terutama
senyawa N-nitrat
dan N-amonium
pada
permukaan
laut di wilayah tropika dan subtropika
(Longhurast, 1988). Hal ini disebabkan
pada kedalaman air 0 –
200 m, sinar matahari masih menembus
badan
air
dan
akan terjadi aktivitas biologi yang sangat banyak (Rompos, 1998).
Di laut ekuatorial
kandungan N03
pada kedalaman 100 m mengandung konsentrasi 10 – 25
µgram atom 1-1 dan pada subtropikal berkisar
antara 10 – 25 µgram
atom 1-1
(Andersen, et al., 1969; Walsh, 1976). Namun dalam keadaan
stok klorofil yang tinggi konsentrasi
N03- akan menurun
(Longshurt,
1988). Beberapa
fitoplankton akan
mengangkut nitrogen secara
vertical ke garis batas
nutrient
(Eppley, et al., 1968). Beberapa
daripadanya
dapat membentuk
nitrat tetap (Mangue, et al., 1974; Stewart, 1971). Hujan mungkin sangat sedikit sebagai sumber N03- dan NH4+.
Dari hasil penelitian
dan fenomena
alam tersebut di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa jenis-jenis
N-anorganik
yang
utama dalam
air adalah
ion nitrat (N03-) dan
ion amonimum (NH4+). Namun
dalam
kondisi
tertentu
masih terdapat
ion nitrit dan sebagian
besar dari nitrogen
terikat dalam nitrogen organic
(47,9%),
yaitu bahan-bahan yang berprotein, juga terdapat
dalam bahan pencemar
seperti asam sianida (HCN), asam etilen diamin tetra asetat (EDTA) atau dalam bentuk asam nitrilotriasetat (NTA) (Rompas, 1998).
Selanjutnya, Soderlund dan Rosswall (1986), melakukan inventarisasi kandungan
total nitrogen yang
ada di
laut. Konsep
ini dikutip oleh
Rompas (1998), dengan kesimpulan bahwa siklus
nitrogen secara global terlihat pada biomasa di laut sekitar 5,3 x 1012 kg tetapi tidak menguraikan
secara kuantum distribusinya
di laut (Gambar 1).
95,2 % N2
4,8 %
1,1 X 106
47,9 %
Organik
52,1 %
Anorganik
99,9 %
organik mati
0,9 % Biomasa
Satuan Tg –
Nitrogen
12
4,7 X
102
44
% Tumbuhan
56
% Hewan
Kombinasi
( Tg = 10
–
N )
Gambar 1. Inventarisasi
Kandungan Total Nitrogen Yang Ada di Laut
Kandungan NH4
dapat ditemui di
terumbu karang, sebab
gas ini
merupakan buangan
dari organisme akuatik,
domestik
dan industri. Ion-ion
ammonium dan amino-nitrogen
(R-NH2
dalam bahan yang
berprotein)
dioksidasi oleh oksigen dengan adanya ketalis biologi yang cocok :
Reaksi di
atas dapat terjadi jika ada kandungan oksigen yang cukup memadai.
Misalnya
untuk
pengolahan air pembuangan rumah tangga
atau industri,
bahan organic
jika diberi
aerasi intensif maka
limbah yang mengandung ion ammonium akan
terurai menjadi ion nitrat yang
dapat diasimilasi. Dalam
keadaan tanpa
oksigen,
NO3- dapat sebagai penerima
electron dalam reaksi-reaksi
dengan mikroorganisme sebagai perantara:
NO3 - + 6H + 5e - 1/2 N2 + 3H2O
Kemampuan
ion nitrat sebagai penerima
electron
digunakan
dalam proses pengolahan air buangan
untuk menghilangkan nitrogen dengan membiarkan
ion nitrat mengoksidasi methanol
melalui
reaksi bakteri dengan kondisi anaerob, sebagai berikut :
5CH3 OH + 6 NO 3- + 6 H +
5 CO2 + 3N2 + 12H2O
Reaksi tersebut di
atas disebut denitrifikasi yang
dalam beberapa keadaan reduksi ini merubah semua senyawa itu membentuk
ion NH4+.
VII.SIKLUS NITROGEN DI LAUT
Dari kajian-kajian tersebut di atas dapat dikaji bahwa nitrogen dalam air terjadi
dalam berbagai
bentuk
senyawa. Nitrogen
yang
terbanyak dalam bentuk N-molekuler
(N2) yang berlipat
ganda jumlahnya
daripada nitrit (NO2) atau nitrat
(NO3), tetapi tidak
dalam bentuk
yang berguna bagi
jasad
hidup (Davis, 1986).
Nitrogen memegang
peranan
kritis
dalam siklus organic
dalam menghasilkan asam-asam
amino
yang
membuat
protein. Dalam siklus nitrogen,
tumbuh-tumbuhan
menyerap N-anorganik
dalam salah
satu gabungan atau sebagai nitrogen molekuler.
Tumbuh-tumbuhan ini membuat protein
yang
kemudian dimakan hewan
dan diubah menjadi
protein hewan. Jaringan organic yang mati
diurai oleh berbagai jenis bakteri, termasuk didalamnya bakteri pengikat nitrogen yang mengikat nitrogen molekuler menjadi bentuk-bentuk gabungan (NO2, NO3, NH4) dan bakteri denitrifikasi
yang melakukan hal
sebaliknya. Nitrogen lepas
ke udara
dan diserap dari udara selama siklus
berlangsung.
Jumlah nitrogen yang
tergabung dalam mineral dan
mengendap di dasar
laut
tidak seberapa
besar (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Pola sebaran nitrogen di Samudera Atlantik, Pasifik dan Samudera
India tidak
menunjukkan perbedaan yang
signifikan
(Gambar 2)
(Davis, 1986).
NO3-N (
μ moles /
L )
Kejelukan (m)
2.000
3.000
4.000
Atlantik -
Pasifik -
Gambar 2. Sebaran vertikal nitrogen dalam kolom air (Davis, 1986).
Sebaran menegak
dari
bentuk-bentuk gabungan
nitrogen
berbeda
di laut.
Nitrat
terbanyak terdapat
di lapisan
permukaan,
ammonium tersebar secara
seragam,
dan nitrit terpusat
dekat
termoklin.
Interaksi-interkasi antara
berbagai tingkat
nitrogen
organic
dan bakteri sedemikian rupa sehingga pada saat
nitrogen diubah
menjadi berbagai senyawa
anorganik,
zat-zat
ini sudah tenggelam di bawah termoklin. Hal ini menimbulkan masalah bagi penyediaan nitrogen karena termoklin merupakan penghalang bagi migrasi menegak unsur-unsur ini dan kenyataannya persediaan nitrogen akan menjadi faktor pembatas bagi produktivitas di laut.
Aduh maaf nih Sobat GPS acak-acakan, kurangnya cari lagi aja di web lain biar maximal. makasih atas kunjungannya !!