Pages

Pentingnya Pengenalan Alat Sebelum Praktikum

       

     Sebelum melakukan praktikum hal yang paling utama yang harus dipahami oleh praktikan adalah mengetahui terlebih dahulu nama-nama alat, fungsi, dan cara penggunaan alat-alat yang akan kita gunakan, agar praktikum yang akan dilakukan berjalan dengan baik (Setiawati, 2002). Dalam melaksanakan praktikum, seperti biasa para praktikan akan melakukan perhitungan dan pengukuran. Dalam hal ini, maka penggunaan dan ketelitian praktikan dalam menggunakan alat adalah hal yang penting, dimana hal tersebut dapat menentukan hasil akhir dari praktikum. Untuk dapat meningkatkan ketelitian praktikan adalah dengan memperhatikan dan memahami alat yang akan digunakan. Salah satu contohnya adalah alat-alat yang memiliki skala, dimana skala-skala yang dimiliki masing-masing alat tentunya akan berbeda, dan tentu saja juga memiliki tingkat ketelitian yang berbeda pula. Semakin kecil skala alat tersebut maka akan semakin besar tingkat ketelitiaannya. Hal kedua yang harus diperhatikan adalah bagaimana cara kita membaca skala itu sendiri. (Koesmadji. 2008)

        Dengan demikian pengenalan alat sangatlah penting dan utama disampaikan pada awal praktikum, selanjutnya praktikan harus tahu terlebih dahulu nama, fungsi dan prosedur penggunaan atau prinsip kerja dari alat-alat yang ada dilaboratorium agar diharapkan para praktikan dapat menggunakan alat sesuai dengan fungsinya dan sesuai dengan petunjuk agar memperoleh hasil praktikum yang baik, cepat dan efisien. Pekerjaan dalam laboratorium sering menggunakan alat-alat, contoh alat-alat tersebut antara lain: gelas beker, gelas ukur, pipet tetes, pipet mikro, pipet makro, tabung reaksi, labu ukur, oven, erlenmeyer, ball pipet, dan lain-lain. Kesalahan dalam penggunaan alat dapat mempengaruhi hasil dari praktikum. Sering kali di dalam laboratorium terjadi kesalahan dalam melakukan percobaan di karenakan para praktikan tidak mengetahui cara dan fungsi dari alat-alat laboratorium. Apabila terjadi kesalahan dalam menggunakan alat-alat tersebut, maka akan mengakibatkan halyang fatal. Selain terganggunya praktikum, harga dari alat-alat tersebut juga relatif mahal. Oleh karena itu para praktikan dituntut agar serius dalam praktik agar tidak terjadi kerusakan alat. (Achmad, 2008). Pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus mutlak dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium kimia. Bukan hal yang mustahil apabila terjadi kecelakaan dalam laboratorium karena kesalahan dalam pemakaian atau penggunaan alat-alat dan bahan yang digunakan dalam melakukan suatu praktikum yang berhubungan dengan bahan kimia yang berbahaya. Disamping itu, pemilihan jenis alat yang akan digunakan dalam penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Agar penelitian berjalan lancar.(Khasani, 2009)

Download artikel ini disini


Upwelling di Laut Cina Selatan

Upwelling Di Laut Selatan Cina

Isinya tentang upwelling di laut selatan cina, hasil terjemahan jurnal yang dilanjutkan dengan pembahasan pembuktian dengan menggunakan ODV atau Osean Data View. Apa itu ODV ada penjelasannya di posting sebelumnya.., Cek.. Lihat.. Baca.. Semoga bermanfaat untuk sobat GPS..
Download Artikel

Kepemimpinan Dalam Manajemen


Pada posting sebelumnya GPS sudah membahas mengenai Jenis-jenis Manajemen , dimana di dalamnya terdapat penjelasan mengenai Manajer tingkat atas, manajer tingkat menengah, dan manager tinggat bawah. Kalo belum sempet baca artikel yang sebelumnya bisa langsung aja klik disini untuk melihat artikel yang sebelumnya.

Persepsi mengenai Manager dan Pemimpin sering kali di artikan sama, bahwa manager adalah pemimpin. Persepsi itu memang tidak salah hanya saja kurang tepat. Dari kuliah mengenai Dasar-dasar Manajemen GPS mendapat informasi tentang perbedaan dari Manajer dan Pemimpin. Berikut perbedaannya :

Karakteristik Manajer dan Pemimpin
Fred Luthan (1998 : 269)

Manager Characteristics
Administer
A Copy
Maintain
Focused on System and structure
Relies on Control
Short range view
Ask how and when eye on bottom line
Imitates
Accepts the status quo
Classic good soldier
Does Thing Right
Leader Characteristic
Innovates
An Original
Develops
Focused on people
Inspires Trust
Long Run Perspecties
Ask What and why Eye on the horizon
Origirates
Challenges the ststus Quo
Own person
Does the right they
Untuk penjelasannya langsung aja di translate. sekarang kita langsung ke pembahasan mengenai Kepemimpinan.

Kepemimpinan

Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan menurut A Robert Baron (2003 : 471), adalah “Leadership is the process whereby one individual influences other group members toward the attainment of defined group or organizational goals.” 
Jadi kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu mempengaruhi anggota kelompok lain mengenai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan kelompok atau organisasi.

Teori-teori tentang Kepemimpinan
1. Teori Kepemimpinan Orang Hebat (The Great Person Theory)
               Teori orang hebat (The Great Person Theory) menurut A. Robert Baron (2003 : 473) adalah ”The View that leader prosess special traits that set them apart from other and that these traits are responsible for their assuming positions of power and authority.” Teori orang hebat adalah suatu pandangan dimana pemimpin memiliki sifat khusus/istimewa yang membedakannya dari yang lain dan dimana sifat-sifat inilah yang akan membawanya untuk menduduki posisi dan kekuasaan


Karakteristik Pemimpin Hebat

A Robert  Baron (2003 : 472)






Sifat atau Karakteristik
Penjelasan
Dorongan
Hasrat atau keinginan untuk mencapai sesuatu, ambisi, energi yang tinggi, kegigihan dan inisiatif
Kejujuran dan Integritas
Dapat dipercaya, dapat diandalkan dan terbuka
Motivasi Kepemimpinan
Keinginan atau hasrat untuk mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan.
Kepercayaan Diri
Percaya akan kemampuan sendiri
Kemampuan Kognitif
Kepandaian, kemampuan mengintegrasikan dan menginterpretasikan sejumlah besar informasi
Pengetahuan akan Bisnis
Pengetahuan tentang industri dan masalah teknis yang relevan
Kreativitas
Kemampuan untuk ide-ide orisinil
Fleksibilitas
Kemampuan beradaptasi dengan kebutuhan pengikut dan situasinya




Menurut Fred Luthan (1998 : 273), terdapat 4 teori tentang kepemimpinan yaitu :


1. Trait Theories of Leadership
2. Group and exchange theories of leadership
3. Contingency theory of leadership
4. Pats-Goal leadership Theory
Penjelasan:
1. Trait Theories of Leadership
        Teori ini diawali dari pendapat bahwa kepemimpinan merupakan suatu yang dibawa sejak lahir, dan kepemimpinan tidak dapat diciptakan.
2. Group and exchange theories of leadership
       Teori kepemimpinan kelompok mendasarkan pada pendekatan psikologi sosial. Selain itu teori pertukaran klasik (Classic Exchange theory) merupakan pendekatan yang penting untuk teori ini. Dalam hal ini terdapat pertukaran positif antara leader dan follower. Pendapat Chester Barnad yang dikutip Fred Luthan (1998 : 275) menyatakan bahwa :”Exchange theories propose that group member make contribution at cost to themselves and receive benefit at a cost to the group or other member. Interaction continues because member find the social exchange mutually rewarding.
        a. Follower’s Impact on leader. Beberapa penelitian penting menunjukkan bahwa follower/suberordinate dapat mempengaruhi leader.
        b. The Vertical Dyad Linkage Model
Model vertical Dyad linkage model disebut juga Leader Member Exchange (LMX). Teori ini menyatakan bahwa pemimpin memperlakukan bawahan secara berbeda. Pimpinan dan bawahan mengembangkan hubungan 2 belah pihak yang mempengaruhi perilaku masing-masing. Selain itu pimpinan akan berkembang dalam sebuah kelompok subordinat Pemimpin dalam sebuah group lebih sulit memperoleh kesepakatan dan membawa pemimpin menjadi pihak yang lebih bertanggung jawab terhadap keperluan anggota.
3. Contingency theory of leadership
Fiedler Contingency Model Of Leadership EfektivenessModel ini membahas`mengenai hubungan antara gaya kepemimpinan dan situasi yang terjadi. Situasi-situasi yang digambarkan oleh Fiedler meliputi tiga dimensi yaitu :
  • Hubungan pimpinan anggota merupakan variabel pertama yang sangat penting dalam menentukan situasi. 
  • Tingkat struktur tugas merupakan faktor kedua dalam menentukan situasi. 
  • Posisi kekuatan pemimpin 
  • Situasi akan menguntungkan bagi pimpinan apabila pengaruh ketiga dimensi tersebut tinggi. Dalam hal ini kondisi menguntungkan apabila : 
  • Pimpinan dapat diterima oleh follower 
  • Tugas terstruktur dan jelas 
  • Kesepakatan dan kekuatan pihak otoritas secara formal dimiliki oleh leader. 
4. Pats-Goal leadership Theory
Dalam hal ini terdapat 4 gaya kepemimpinan berdasarkan versi House of the theory incorporates yang dikutip Fred Luthan (1998 : 280), yaitu :
  • Directive Leadership : Gaya ini sama dengan teori otoritas kepemimpinan Lippitt and white. Bawahan mengetahui dengan tepat segala sesuatu yang diharapkan pimpinan, dan pimpinan memberikan petunjuk-petunjuk khusus. Pada gaya kepemimpinan seperti ini bawahan tidak memiliki partisipasi. 
  • Supportive Leadership. Pimpinan ramah, dekat dengan bawahan dan memberikan banyak perhatian pada bawahan. 
  • Participative Leadership : Pimpinan menanyakan dan meminta saran dari bawahan, namun pengambilan keputusan adalah wewenang pimpinan. 
  • Achievement – Oriented Leadership : pimpinan menyusun tujuan untuk bawahan dan memperlihatkan keprcayaan diri bahwa mereka dapat mencapai tujuan tersebut dan berkinerja baik.
Teori kepemimpinan lain yaitu kepemimpinan Charismatic, Transformatial social learning, teori substitusi.
1. Charismatic Leadership Theories
Kepemimpinan kharismatik ini telah berjalan sejak jaman Yunani kuno. Analisis charismatic leadership ini selanjutnya dijelaskan oleh Robert House dalam Fred Luthan (1998 : 283) bahwa ciri-ciri dari kepemimpinan karismatik adalah :
  • Memiliki kepercayaan diri dan kepercayaan terhadap pengikut 
  • Merupakan harapan tinggi bagi pengikut 
  • Memiliki visi ideologis 
  • Pengikut memiliki kesamaan visi dan misi dengan pimpinan 
  • Pengikut memiliki loyalitas yang ekstrim dan percaya pada pimpinan 
  • Pengikut berlomba-lomba mengikuti sistem nilai dan perilaku pemimpin 
  • Berhubungan dengan pemimpin merupakan penghargaan diri 
  • Pemimpin karismatik memiliki kemampuan debat dan persuatif yang hebat, sikap, perilaku yang mampu mempengaruhi pengikutnya. 
2. Transformational Leadership Theory
Transactional leadership merupakan kepemimpin yang menggeser/memindahkan hal-hal yang buruk kearah kinerja organisasi yang superior, melalui pembaharuan dan perbaikan. Proses transformasi ini dapat dilakukan melalui proses rekrutment, seleksi, promosi, pelatihan, dan pengembangan, jaminan kesehatan, dan efektivitas kinerja organisasi. Berdasarkan penelitian Bass, pemimpin transformasional yang efektif memiliki karakteristik :
  • Pemimpin mengidentifikasi diri seabagai agen perubahan. 
  • Pemimpin adalah orang yang dapat memberi semangat. 
  • Pemimpin adalah orang yang percaya terhadap orang lain 
  • Pemimpin adalah penggerak sistem nilai 
  • Pemimpin adalah pembelajar sepanjang hayat 
  • Memiliki kemampuan menyesuaikan dengan kompleksitas, ambiguitas, dan ketidak pastian 
  • Memiliki visi
3. Transactional Leadership Theory
Kepemimpinan transaksional melibatkan pertukaran hubungan antara pimpinan dan pengikut.

4. Sosial Learner Approach (Pendekatan Pembelajaran Sosial)
Teori kepemimpinan dengan pendekatan pembelajaran social ini memberikan model berkelanjutan dan interaksi resiprokal antara pemimpin (termasuk kemampuan kognitifnya), lingkungan (termasuk bawahan/ pengikut dengan variable makro lainnya) dan perilakunya.


Untuk Download Artikel dalam bentuk Ms. Word Klik disini

Wujud kebudayaan

Wujud kebudayaan dibagi menjadi tiga kategori, diantaranya:
       1.      Berwujud gagasan (Wujud Ideal)
       2.      Berwujud Artefak (Karya)
       3.      Berwujud Aktivitas

Penjelasan:
    1.      Gagasan, yaitu kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya, yang bersifat abstrak. Hubungannya dengan wujud berikutnya yaitu, jika gagasan itu dituangkan dalam suatu karya tulisan ataupun benda-benda, maka wujug gagasan ini akan menjadi wujud kebudayaan Artefak.
      2.            Artefak, yaitu wujud kebudayaan fisik yang berasal dari hasil  aktifitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat berupa benda atau hal-hal lain yang bersifat fisik, dapat deiraba ataupun dilihat.
   3.       Aktivitas, adalah suatu kebudayaan yang berwujud tindakan berpola dari manusia dalam suatu masyarakat, dimana wujud kebudayaan ini juga sering disebut sistem sosial. Sistem sosial in terdiri dari aktivitas


DOWNLOAD ARTIKEL DALAM BENTUK MS. WORD, KLIK AJA DISINI

"Ku semaikan kasihku tuk sahabat"


Sahabat...Bersamalah kita semaikan persaudaraan ini.
Untaian makna mengiringi kita setiap saat, setiap waktu.
waktu jua yang datang menjemput kita. 
Pintu kehidupan yang nyata membentang di hadapan mata.
Janji  yang kita buat bukan hanya topeng belaka.

Siang ini mungkin bukan yg terakhir,
tapi kita tak tahu apa yang ada dihadapan kita nanti...
celoteh manja sesama saudara, mungkin kini tiada...
kata-kata gila pencipta tawa, jarang lagi terlontar dari kalian,
senyuman manis penyembuh luka, kini jarang lagi kulihat...

Sahabat...
Jutaan pertengkaran kecil kita ciptakan..
kata  terucap menusuk hati...
maafkan aku, sahabatku...
hingga kau jauh di dunia sana, aku akan tetap bersamamu, dan tetap sahabatmu.

Maafkan aku...
Selama ini aku selalu membuatmu kecewa...
aku tak mampu memberikan semua yang kau mau, walaupun aku berusaha semampuku.
Waktu yang berlalu semoga menjadi hikmah pembuka barokah...
waktu ke depannya semoga kita tak salah melangkah.

Ku harap ini bukanlah akhir dari perjuangan hidup kita...
peliharalah janji yang kau ucapkan, peliharalah janji itu.
Janji bahwa kita kan selalu bersama menghadapi seperti apapun kerasnya panggung kehidupan


-- 
FAISAL PANDU LAKSMANA

"Hadiah Terindah"


Seringkali kita berbagi rasa,
berbagi tawa ceria penghibur luka,
bahkan terkadang kita sering berbagi air mata
atas segala hal dalam hidup kita.

Kita pun saling mengingatkan dalam kebaikan,
walau terkadang terdapat goresan perih
dalam lisan maupun perbuatan
dan senantiasa kita saling memaafkan

Meskipun terasa takkan cukup,
izinkan kuucap terima kasih......
karena mengenalmu, adalah hadiah terindah dalam hidupku. 


-- 
FAISAL PANDU LAKSMANA

"Sahabat"


Written by Faisal Pandu Laksmana





Untuk sahabat-sahabat ku tercinta...
Kupersembahkan coretan-coretan ini sebagai bentuk rasa kasih sayang ku, orang yang baru pertama kali merasakan sebuah PERSAHABATAN

Suka duka kita bersama, dalam tangis kita tertawa, dalam senang kita bersama
Wahai sahabatku, satu yang harus kalian tahu,
Hidup kalian sangat berarti untuk ku
Kalian adalah pelangi dalam kehidupanku.

Aku tidak bisa memberi jalan keluar
Untuk semua masalah, keraguan, dan ketakutan dalam hidup.
Tapi aku bisa menjadi pendengar dan bersama, kita akan mencari jawabannya

Aku tidak bisa mencegah kalian merasa sakit hati
Tapi aku bisa menangis bersama kalian
Dan membantu kalian untuk kembali bangkit

Sukacita, kemenangan,
Kesuksesan, dan kebahagiaan kalian yang bukan milikku,
Tapi aku turut merasakannya

Tak bisa kuhitung
Berapa kali lidah ku menyayat-nyayat hati kalian
Namun kalian selalu memberiku nafas saat aku sulit bernafas
Kalian beri aku sayap saat aku sulit untuk terbang,
Maaf kalau semua itu hanya mampu kutebus dengan
Ucapan Terima Kasih

Sahabat,
Telah kalian daki gunung kemerdekaan
Menuju sinar harapan kehidupan masa depan
Menuju kebahagiaan

Sahabat,
Relung waktu telah lalu, rindu hati ingin bertemu
Walau surya telah berlalu
Kalian masih ku tunggu dalam paruh waktu ku

Sahabat,
Ketika hati ini bergeming
Gema Adzan berkumandang, Kalian-lah yang membimbing ku ke Mushola,
Bersujud kepada-Nya Hingga raga ini tenang

Sahabat,
Aku berterima kasih seraya berdoa
Kesehatan dan keberkahan tetap menyertai kalian
Bersama Kuasa-Nya kalian akan bahagia


--------------------------------------------------------

Mikrobiologi Perikanan foto.Alat-Bahan-Prosedur-Pengamatn1-4

Alat, Bahan,Prosedur, Pengamatn1-4

Download foto Alat KLIK DISINI
Download foto Bahan KLIK DISINI
Download foto Prosedur KLIK DISINI
Download foto Pengamatan ke 1 KLIK DISINI
Download foto Pengamatan ke 2 KLIK DISINI
Download foto Pengamatan ke 4 KLIK DISINI

Pengertian dan Fungsi Navigasi Perikanan


Pengertian Navigasi
Navigasi adalah ilmu pengetahuan dalam menentukan posisi kapal di laut dengan mengemudikan (steering) kapal secara aman dari suatu tempat ke tempat lain.

Fungsi Navigasi 
Fungsi Secara Umum:
            1.       Ditujukan untuk mencari posisi dan menentukan arah (darat-laut-udara)
            2.       Merupakan hal yang sangat penting dalam transportasi
            3.       Diperlukan untuk keselamatan dan efisisiensi waktu perjalanan.
Fungsi Bagi Perikanan
            1.       Ditijukan untuk efisiensi penangkapan ikan dan keselamatan pelayaran
            2.       Menentukan posisi penangkapan ikan
            3.       Umumnya digunakan pada wahana laut

Perbedaan Navigasi Nalayan Tradisional dan Nelayan Modern
      1.       Nelayan Tradisional
Pengetahuan navigasi didapat dari pengalaman dalam melakukan penangkapan dan dalam menentukan posisi kapal dengan menggunaakan benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang.
      2.       Nelayan Modern
Penangkapan ikan telah dibantu dengangan alat-alat navigasi yang modern berbasis elektronik dan satelit. Contoh alat navigasi:
1)      Kompas
2)      GPS
3)      Fishfinder
4)      Sonar


DOWNLOAD ARTIKEL DALAM BENTUK MS. WORD, KLIK AJA DISINI

Phyllum Coelenterata, Ordo Scleractinia,Acropora sp.



Acropora adalah genus karang scleractinian di Cnidaria Filum. Beberapa spesies yang dikenal sebagai meja karang, karang dan bercabang Elkhorn karang. Saat ini ada 149 spesies dijelaskan . Acropora salah satu bangunan utama terumbu karang, bertanggung jawab untuk membangun kalsium karbonat substruktur besar mendukung kulit hidup tipis karang.
Tergantung pada spesies dan lokasi, dapat tumbuh sebagai Acropora piring atau langsing atau cabang yang luas. Seperti karang lainnya, karang Acropora koloni individu yang dikenal sebagai polip, yang sekitar 2 mm dan jaringan berbagi dan jaring saraf. Polip dapat menarik kembali ke karang sebagai respon terhadap gerakan atau gangguan oleh predator mungkin, tapi ketika mereka terganggu sedikit menonjol. Polip biasanya memperpanjang lebih lanjut di malam hari untuk membantu menangkap plankton dan bahan organik terlarut dari air. Acropora paling umum di lingkungan terumbu dangkal dengan cahaya terang dan moderat dengan gerakan air yang tinggi. Banyak ikan karang kecil yang tinggal di dekat koloni Acropora dan mundur ke semak cabang jika terancam.
Karang ini memiliki zooxanthellae, simbiosis alga yang hidup dalam sel karang dan menghasilkan energi untuk hewan melalui fotosintesis. Perusakan lingkungan telah menyebabkan berkurangnya populasi Acropora, bersama dengan jenis karang lainnya. Acropora terutama rentan terhadap pemutihan ketika stres. Pemutihan ini disebabkan hilangnya zooxanthellae karang, yang merupakan warna cokelat keemasan. Karang dikelantang putih mencolok dan bisa mati jika zooxanthellae baru tidak dapat berasimilasi. Penyebab umum pemutihan dan kematian karang termasuk polusi, suhu air normal hangat, pengasaman laut meningkat, sedimentasi, dan eutrofikasi.
Acropora Kebanyakan coklat atau hijau tetapi beberapa berwarna cerah dan mereka karang langka dihargai oleh aquarists. Propagasi Captive Acropora tersebar luas dalam komunitas karang-menjaga. Mengingat kondisi yang tepat, banyak Acropora spesies tumbuh dengan cepat dan koloni individu dapat melebihi 1 meter di seberang di alam liar. Dalam akuarium terumbu terawat dengan baik, jari-ukuran fragmen dapat tumbuh menjadi basket berukuran koloni dalam 1 sampai 2 tahun. Spesimen penangkaran yang terus mengalami perubahan akibat seleksi yang memungkinkan mereka untuk berkembang di akuarium rumah. Dalam beberapa kasus, fragmen spesimen penangkaran digunakan untuk terisi kembali terumbu tandus di alam liar. Spesies Acropora menantang untuk simpan di akuarium rumah. Mereka membutuhkan cahaya terang, suhu stabil, dan air bergolak. Menyediakan elemen-elemen ini dapat terlalu mahal untuk hobi rata-rata. 

English et al., (1994) menggolongkan bentuk pertumbuhan Acropora sebagai berikut:
Klasifikasi
Acropora cervicornis
Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora cervicornis
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.
Warna : Coklat muda.
Kemiripan : A. prolifera, A. formosa.
Distribusi : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..
Habitat : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.
Acropora elegantula
      Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora elegantula
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni korimbosa seperti semak. Cabang horisontal tipis dan menyebar. Aksial koralitnya jelas.
Warna : Abu-abu dengan warna ujungnya muda.
Kemiripan : A. aculeus, dan A. elseyi.
Distribusi : Perairan Indonesia, Srilanka.
Habitat : Fringing reefs yang dangkal

Acropora acuminata
                Family : Acroporidae
Genus : Acropora
Spesies : Acropora acuminata
Kedalaman : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.
Ciri-ciri : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.
Warna : Biru muda atau coklat.
Kemiripan : A. hoeksemai, A abrotanoides.
Distribusi : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.
Habitat : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.

Beberapa contoh Acropora yang lain:
1. Acropora branching (ACB), bentuk bercabang seperti ranting pohon.
Contoh : Acropora tenuis, Acropora formosa,Acropora digitifera, Acropora humilis, Acropora gamezi, Acropora florida, Pectinia lectuca
2. Acropora Tabulate (ACT), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan rata seperti meja.
Contoh : Acropora hyacinthus, Acropora cytherea, Acropora clathrata, Acropora latistella
3. Acropora encrusting (ACE), bentuk mengerak
4. Acropora submassive (ACS), percabangan bentuk gada/lempeng kokoh, contoh genus Isopora.
Contoh : Acropora palifera
5. Acropora digitate (ACD), bentuk percabangan rapat dengan cabang seperti jari-jari tangan.
Contoh : Acropora gemmifera, Acropora humilis.

Anatomi Karang
Karang atau disebut polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri dari :
1.       Mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari perairan serta sebagai alat pertahanan diri.
2.        Rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan
                (gastrovascular).
3.       Dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang lebih umum disebut gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di antara kedua lapisan terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut mesoglea. Jaringan ini terdiri dari sel-sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada sebagian besar karang, epidermis akan menghasilkan material guna membentuk rangka luar karang. Material tersebut berupa kalsium karbonat (kapur). Bertempat di gastrodermis, hidup zooxanthellae yaitu alga uniseluler dari kelompok Dinoflagelata, dengan warna coklat atau coklat kekuning-kuningan.

Reproduksi dan Pertumbuhan Karang
Reproduksi
ž  Reproduksi Aseksual
                Dalam membahas reproduksi aseksual, perlu dipisahkan antara pertumbuhan
                koloni dengan pembentukan koloni baru
Pertunasan Terdiri dari:
  Intratentakular yaitu satu polip membelah menjadi 2 polip; jadi polip baru tumbuh dari polip lama
  Ekstratentakular yaitu polip baru tumbuh di antara polip-polip lain
Jika polip dan jaringan baru tetap melekat pada koloni induk, ini disebut pertambahan ukuran koloni. Jika polip atau tunas lepas dari koloni induk dan membentuk koloni baru, ini baru disebut reproduksi aseksual.
ž  Reproduksi Seksual
Karang memiliki mekanisme reproduksi seksual yang beragam yang didasari oleh penghasil gamet dan fertilisasi. Keragaman itu meliputi:
                A. Berdasar individu penghasil gamet, karang dapat dikategorikan bersifat:
1. Gonokoris
Dalam satu jenis (spesies), telur dan sperma dihasilkan oleh individu yang berbeda. Jadi ada karang jantan dan karang betina. Contoh: dijumpai pada genus Porites dan Galaxea
2. Hermafrodit
                Bila telur dan sperma dihasilkan dalam satu polip. Karang yang hermafrodit juga kerap

Pertumbuhan
ž  Penempelan (recruitment/settlement)
Larva planula akan dapat melanjutkan ke tahap penempelan pada dasar perairan bila kondisi. Substrat mendukung seperti:
a)       cukup kokoh
b)       tidak ditumbuhi alga
c)        Arus cukup untuk adanya makanan
d)       penetrasi cahaya cukup agar zoox bisa tumbuh
e)       sedimentasi rendah


DOWNLOAD ARTIKEL DALAM BENTUK PPT, KLIK AJA DISINI
DOWNLOAD ARTIKEL DALAM BENTUK MS. WORD, KLIK AJA DISINI

Kurva Disosiasi Oksihemoglobin



Kurva disosiasi oksihemoglobin terdiri dari dua bagian kurva, yaitu bagian  curam (PO2 0-60 mmHg) dan bagian mendatar (PO2 >60 mmHg). Perbedaan dua bagian ini adalah pada bagian kurva curam perubahan kecil pada PO2 menghasilkan perubahan besar pada saturasi oksigen. Sebaliknya, pada bagian kurva yang mendatar, perubahan besar pada PO2 hanya menghasilkan perubahan kecil pada SaO2.
Kurva disosiasi oksihemoglobin juga dibagi menjadi bagian asosiasi dan bagian disosiasi. Penggabungan oksigen dan hemoglobin terjadi di paru dimana PO2 meningkat dari 40 mmHg pada pembuluh darah vena menjadi 100 mmHg. Oleh karena akhir dari proses ini adalah masuknya oksigen ke dalam darah yang terjadi pada fase kurva yang mendatar, maka bagian ini sering disebut juga bagian asosiasi. Sebaliknya, bagian curam kurva ini sering disebut juga bagian disosiasi, karena merupakan kurva bagian akhir pelepasan oksigen yang terjadi ketika PO2 turun dari 100 mmHg menjadi 40 mmHg pada kapiler sistemik. (Malley, 1990)
Faktor-faktor yang Menggeser Kurva Disosiasi Oksigen-Hemoglobin
Efektifitas ikatan hemoglobin dan oksigen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini juga yang kemudian mengubah kurva disosiasi. Pergeseran kurva ke kanan disebabkan oleh peningkatan suhu, peningkatan 2,3-DPG, peningkatan PCO2, atau penurunan pH. Untuk kondisi sebaliknya, kurva bergeser ke kiri. Pergeseran kurva ke kanan menyebabkan penurunan afinitas hemoglobin terhadap oksigen. Sehingga hemoglobin sulit berikatan dengan oksigen (memerlukan tekanan parsial yang tinggi bagi hemoglobin untuk mengikat oksigen). (Nielufar, 2000)
Pergeseran kurva ke kiri dan peningkatan afinitas tampak memberikan manfaat bagi pasien karena hemoglobin dapat mengikat oksigen lebih mudah. Bagaimanapun, hemoglobin telah tersaturasi 97 % dengan afinitas yang normal,sehingga tidak terdapat penambhan oksigen yang cukup bermakna dengan adanya pergeseran kurva ke kiri. Bahkan, peningkatan afinitas Hb-O ini dapat mengganggu pelepasan oksigen ke dalam jaringan dan pada umumnya menimbulkan dampak yang merugikan. (Malley, 1990)
Di sisi lain, penurunan afinitas Hb-O dan pergeseran kurva ke kanan, biasanya meningkatkan pelepasan oksigen ke jaringan dan sering merupakan mekanisme kompensasi yang berharga. Pergeseran kurva ke kanan menyebabkan seseorang dengan PO2 90 mmHg mampu meningkatkan pelepasan oksigen hingga 60 %. Namun, pergeseran ini akan memiliki dampak yang merugikan ketika seseorang memiliki PO2 kurang dari 60 mmHg. Ketika terjadi hipoksemia, pergeseran kurva ke kanan dapat menurunkan masuknya oksigen ke dalam darah dengan cukup bermakna. Kerugian ini sepertinya lebih berat daripada manfaatnya. (Malley, 1990)
DPG normal dalam darah mempertahankan kurva disosiasi oksigen-hemoglobin sedikit bergeser ke kanan setiap saat. Tetapi, pada keadaan hipoksia yang berlangsung lebih dari beberapa jam, jumlah DPG akan meningkat, dengan demikian, menggeser kurva disosiasi oksigen-hemoglobin lebih ke kanan. Ini menyebabkan oksigen dilepaskan ke jaringan pada tekanan oksigen 10 mmHg lebih besar daripada keadaan tanpa peningkatan DPG ini. Oleh karena itu, pada beberapa keadaan, hal ini dapat menjadi suatu mekanisme penting untuk menyesuaikan diri terhadap hipoksia, khususnya terhadap hipoksia akibat aliran darah jaringan yang kurang baik. Namun, adanya kelebihan DPG juga akan menyulitkan hemoglobin untuk bergabung dengan oksigen dalam paru bila PO2 alveolus dikurangi, dengan demikian kadang-kadang menimbulkan resiko juga selain manfaat. Oleh karena itu pergeseran kurva disosiasi DPG memberi manfaat pada keadaan tertentu tetapi merugikan pada keadaan lain. (Brandis, 2006)
Pergeseran kurva disosiasi oksigen-hemoglobin sebagai respon terhadap perubahan karbon dioksida dan ion hidrogen memberi pengaruh penting dalam meninggikan oksigenasi darah dalam paru serta meningkatkan pelepasan oksigen dari darah dalam jaringan. Ini disebut Efek Bohr, dan dapat dijelaskan sebagai berikut: Ketika darah melalui paru, karbon dioksida berdifusi dari darah ke dalam alveoli.Ini menurunkan PCO2 darah dan konsentrasi ion hidrogen sebagai akibat penurunan asam karbonat darah. Efek dari dua keadaan ini menggeser kurva disosiasi oksigen-hemoglobin ke kiri dan ke atas. Oleh karena itu, jumlah oksigen yang berikatan dengan hemoglobin menyebabkan PO2 alveolus meningkat, dengan demikian transpor oksigen ke jaringan lebih besar. Bila darah mencapai jaringan kapiler, terjadi efek yang tepat berlawanan. Karbon dioksida yang memasuki darah dari jaringan menggeser kurva ke kanan, memindahkan oksigen dari hemoglobin ke jaringan dengan PO2 yang lebih tinggi daripada seandainya tidak terjadi demikian. (Brandis, 2006)
Faktor-faktor lain yang bisa menyebabkan pergeseran kurva disosiasi :
  • Effects of carbon dioxide. Carbon dioxide mempengaruhi kurva dengan 2 cara : pertama, dengan mempengaruhi intracellular pH (the Bohr effect), dan kedua, akumulasi CO2  menyebabkan penggunaan carbamine. Penurunan carbamin akan menggeser kurva ke kiri. (Brandis, 2006)
  • Carbon Monoxide. Karbon monoksida mengikat hemoglobin 240 kali lebih kuat daripada dengan oksigen, oleh karena itu keberadaan karbon monoksida dapat mempengaruhi ikatan hemoglobin dengan oksigen. Selain dapat menurunkan potensi ikatan hemoglobin dengan oksigen, karbon monoksida juga memiliki efek dengan menggeser kurva ke kiri. Dengan meningkatnya jumlah karbon monoksida, seseorang dapat menderita hipoksemia berat pada saat mempertahankan PO2 normal. (Brandis, 2006)



  • Effects of Methemoglobinemia (bentuk hemoglobin yang abnormal). Methemoglobinemia menyebabkan pergeseran kurva ke kiri.6
  • Fetal Hemoglobin. Fetal hemoglobin (HbF) berbeda secara struktur dari normal hemoglobin (Hb). Kurva disosiasi fetal cenderung bergerak ke kiri dibanding dewasa. Umumnya, tekanan oksigen arteri pada fetal rendah, sehingga pengaruh pergeseran ke kiri adalah peningkatan uptake oksigen melalui plasenta. (Brandis, 2006)


DOWNLOAD ARTIKEL REFRENSI DALAM BENTUK MS. WORD, KLIK AJA DISINI