Sejak
manusia mengenal sarana apung sebagai alat transportasi sarana penangkapan,
maka sejak itu pula tindakan navigasi telah dilakukan, yaitu suatu cara yang
dilakukan secara terus menerus untuk mengarahkan sarana apungnya menuju suatu
titik sasaran dengan tepat, hemat dan efisien. Untuk mencapai titik sasaran
tersebut selain dengan menggunakan cara yang telah disebutkan diatas, dapat
juga dengan menggunakan alat bantu agar memudahkan dalam pencapaian sasaran
yang dimaksud (Wahyono dan Sjarif, 2004).
1. Beberapa
jenis alat bantu navigasi antara lain :
a. Kompas
magnet,
Berfungsi untuk menentukan arah pelayaran kapal dan untuk menentukan arah
baringan suatu benda terhadap kapal. Pedoman magnet di kapal biasanya terdiri
dari : Pedoman standart, Pedoman kemudi dan Pedoman kemudi darurat.
b. Peta
laut,
Merupakan semua jenis peta yang digunakan untuk keperluan navigasi di
lautan. Ia menggambarkan keadaan rinci tentang wilayah laut yang aman dilayari
kapal-kapal, denagn tanda-tanda kedalaman air, adanya bahaya-bahaya navigasi
baik yang kelihatan (di atas permukaan air) maupun yang terdapat di bawah
permukaan air, serta benda-benda petunjuk untuk bernavigasi.
c. GPS,
GPS aitu alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio dari
beberapa satelit yang mengorbit untuk mengetahui posisi, merekam arah haluan
dan kecepatan kapal.
d. Radar,
Digunakan untuk mendeteksi obyek (sasaran) berdasarkan prinsip pengukuran waktu
tempuh yang diperlukan untuk
merambatkan pulsa (denyut) sinyal gelombang elektromagnetik, sejak sinyal
tersebut dipancarkan oleh transmitter hingga gema (echo)
yang dipantulkan oleh obyek diterima pada receiver. Sinyal
elektromagnetik yang dipantulkan oleh target (sasaran) ke pesawat penerima
tersebut selanjutnya tergambar pada Display unit.
e. Radio
komunikasi,
Peralatan bantu ini dikapal sangat penting agar antar
kapal yang satu dan kapal yang lainnya dapat bertukar informasi pada waktu berlayar. Terdapat
3 frekuensi yaitu : VHF (Very High Frequency), HF (High Frequency)
dan MF (Medium Frequency). Radio komunikasi ini walaupun dilengkapi berbagai frekuensi. Tapi yang
sering digunakan dalam pelayaran adalah frekuensi 16.
f. Fax
cuaca,
Digunakan untuk mengetahui keadaan cuaca pada saat berlayar. Dikirimkan
dari stasiun (pangkalan) masing-masing kapal. Data tersebut merupakan olahan
dari data satelit.
g. RDF,
Alat bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio
untuk mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan
akan mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah
tidak sekuat dari yang terdepan
h. SART
Suatu alat yang disyaratkan
dalam GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) yang dapat
diintrogasi oleh pancaran pulsa radar khusus (Radar X-Brand atau Radar 3 cm)
bila alat ini diaktifkan. Gunanya untuk pencarian kapal dalam marabahaya.
2. Alat
Bantu pelacak / deteksi
Alat bantu pelacak atau
deteksi, ada 3 yaitu :
1) Fish finder atau Echosounder
Alat
bantu navigasi yang bekerja berdasarkan pemancaran gelombang bunyi untuk
mendeteksi kedalaman perairan, mendeteksi suatu obyek dalam perairan arah
vertikal. Untuk tujuan perikanan sensitifitasnya ditingkatkan sehingga mampu
mendeteksi adanya ikan dibawah permukaan air.
2) Sonar
Alat
bantu navigasi yang bekerja berdasarkan prinsip kerja energi
akustik, pemancaran gelombang bunyi untuk mendeteksi suatu obyek
dalam perairan arah horizontal dan vertical.
Sonar dapat memberikan gambaran dan informasi tentang kedalaman, keadaan alami
dasar serta konfigurasi bentuk dasar perairan kemudian pada kapal ikan
digunakan untuk memperoleh informasi tentang ukuran, densitas, distribusi,
kecepatan dan arah renang fish schools, serta mengetahui bentuk dan
kedudukan jaring di dalam air, mengetahui ikan yang masuk ke dalam jaring
3) RDF
Alat
bantu navigasi yang bekerja berdasarkan penerimaan gelombang radio untuk
mengetahui arah dan perkiraaan jarak pemancar. Suara yang dipancarkan akan
mengalami penurunan energi maka sampai pada target (penerima suara) sudah tidak
sekuat dari yang terdepan.
Ketiga
alat diatas walaupun termasuk dalam alat bantu navigasi tetapi fungsinya yang
lain juga dapat digunakan untuk pendeteksi ikan. Karena alat tersebut mempunyai
fungsi sebagai pencari atau pendeteksi ikan sehingga penangkapan ikan dapat
berjaan dengan baik.
3. Mesin
Bantu Penangkapan ikan.
Mesin
bantu penangkapan yang digunakan oeh kapal sangat tergantung pada alat tangkap
yang digunakan. Mesin bantu penangkapan, pada umumnya hanya digunakan untuk
membantu tenaga manusia di dalam proses penarikan atau pengangkatan alat
penangkap ikan dan umumnya mesin bantu penangkap dipasang di atas geladak
kapal. Tenaga mekanis yang dihasilkan, pada umumnya berupa putaran yang bisa
diperoleh dari empat jenis sumber tenaga penggerak, anatar lain tenaga manusia,
tenaga mesin otomotif (Diesel), tenaga listrik dan tenaga hidrolik.
4. Alat
Bantu Penangkapan Pada Longliners
1) Line
Thrower ( Line Caster)
Kapal-kapal long
line berskala industri yang sudah dilengkapi dengan line
arranger, pada umumnya dilengkapi line thrower. Line
thrower disebut juga line caster merupakan alat bantu
penangkapan sebagai alat pelontar tali utama yang digerakkan dengan tenaga
elektrik hidrolik, diletakkan di buritan kapal, digunakan pada saat penebaran
pancing (setting).
2) Line Hauler
Line hauler merupakan alat bantu penarik tali utama pada
saat hauling berlangsung. Keberadaan alat ini mutlak diperlukan,
karena tali yang ditebar di perairan tidak memungkinkan untuk ditarik
menggunakan tangan biasa (manual), selain berat dari gaya beban dan gaya
tarikan dari seluruh rangkaian long line juga akan memerlukan
waktu yang lama sehingga dianggap tidak efisien. Line hauler pada
umumnya digerakkan dengan tenaga elektro hidrolik, dilengkapi dengan tuas
pengatur kecepatan tarik agar memudahkan penanganan penarikan tali utama,
terutama pada saat menaikkan ikan hasil tangkapan atau saat terjadi kekusutan
tali. Line hauler ditempatkan di geladag kerja hauling (hauling
working space). Kekuatan tarik dari line haulerdisesuaikan
dengan ukuran besar kecilnya kapal (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
3) Line Arranger (Penyusun
tali utama)
Pada
kapal-kapal long line yang sudah modern peralatan bantu
penangkapannya dilengkapai peralatan lain selain line hauler. Line
arranger ditempatkan diatas main line tank (tangki
penyimpanan tali utama) merupakan alat bantu penangkapan yang berfungsi sebagai
penarik dan penyusun tali utama agar tertata rapi di dalam main line
tank (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
4) Branch Line Ace dan Buoy Line Ace
Branch line ace ditempatkan pada geladag kerja
di lambung kanan kapal dibelakang line hauler, merupakan alat bantu
penangkapan sebagai penarik dan penggulung tali cabang (branch line)
dengan menggunakan tenaga motor listrik. Sedangkan buoy line ace yang
digunakan untuk menarik tali pelampung (buoy line) pada saat
kegiatan hauling. Branch line dan buoy
line yang sudah diangkat dari air segera dilepas dari tali utama
kemudian digulung dengan branch line ace setelah tergulung dan
diikat lalu ditempatkan dalam basket (keranjang) (Suwardiyono dan Nuryadi
Sadono, 2004).
5) Side Roller/ Line
Guide Roller
Alat ini
ditempatkan pada dinding atau tepi lambung kapal dan berfungsi untuk menjadikan
main line terarah alurnya sehingga dapat mengarah ke line hauler.
Bahan side roller terbuat dari baja stainless dan
kerjanya secara aktif (Nur Bambang et al, 1999).
6) Slow Conveyor
Slow conveyor merupakan
alat bantu penangkapan berupa ban berjalan lamban, ditempatkan melintang kapal
di bawah line hauler. Fungsi line hauler adalah
menggeser tali utama yang telah ditarik line hauler agar tidak
menumpuk dibawah line hauler tersebut. Sementara main
line bergeser mengikuti conveyor tersebut,main
line ditarik oleh line arranger untuk disusun dan
diatur pada tangki penyimpanan tali utama (Suwardiyono dan Nuryadi Sadono,
2004).
7) Branch Line
Conveyor
Branch line conveyor adalah
alat bantu penangkapan berupa ban berjalan. Alat ini ditempatkan di sisi kiri
kapal yang berfungsi memindahkan atau menghantar peralatan penangkapan
seperti branch line, pelampung, tali pelampung dari geladag kerja
didepan ke gudang penyimpanan alat tangkap di buritan kapal. Pada kapal-kapal
long line modern berukuran kecil biasanya tidak dilengkapi ini, karena jarak
dari geladag kerja didepan dengan gudang penyimpanan alat tangkap titik jauh
(Suwardiyono dan Nuryadi Sadono, 2004).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.