Tentunya sudah tidak asing lagi bagi kita ketika mendengan ikan asin peda, namun taukah sobat GPS cara pembuatan ikan peda itu sendiri seperti apa dan bagaimana? ternyata pembuatan iakan peda adalah dengan menggunakan teknik fermentasi. Nahh.. daripada penasaran langsung aja kita bahas.. !
Pengolahan perikanan juga menghasilkan produk dengan teknik fermentasi yang bisa dbilang teknik ini cenderung lebih sederhana dbandingkan dengan teknik lain seperti teknik pembuatan pindang atau juga ikan asap.
Peda
merupakan produk fermentasi dengan bahan baku ikan. Pada umumnya dibuat untuk
ikan yang berkadar lemak tinggi. Selama fermentasi akan terjadi perubahan kimia
antara lain proses reaksi pada
lemak yang memberikan cita rasa khas.
Jenis ikan yang dapat diolah menjadi
ikan Peda
1)
ikan
Kembung,
2)
ikan
Layang,
3)
Selar,
4)
ikan Mas,
5)
Tawes dan
6)
ikan Mujair.
Akan tetapi
hasil yang paling memuaskan adalah dengan menggunakan ikan
Kembung, baik Kembung betina maupun jantan. Sedangkan untuk jenis ikan lainnya
memiliki cita rasa yang masih kalah dengan ikan Kembung bila diolah menjadi peda.
Jenis
Peda
Berdasarkan
pembuatannya dikenal dua jenis peda, yaitu peda putih dan peda merah. Perbedaan
itu dikarenakan bahan baku yang digunakan.
Ciri-ciri
peda yang baik
1)
Berwarna merah segar,
2)
Tekstur dagingnya maser,
3)
pHnya 6,0-6,4,
Rasanya khas
disebabkan adanya proses fermentasi. Pada umunya, konsumen lebih menyukai peda
yang berwarna merah. Hal ini karena peda
yang berwarna merah kandungan lemaknya tinggi yang akan memenuhi cita rasa
peda. Kandungan lemak peda merah berkisar antara 7-14% yang memberikan rasa
gurih. Warna merah kemerahan merupakan salah satu faktor disenangi oleh konsumen.
Disamping itu tekstur peda merah lebih maser dibandingkan peda putih.
Cara
pengolahan ikan peda
Cara pengolahan
ikan peda sangat bervariasi. Tahap-tahap pengolahan peda antara lain adanya
sortasi terhadap bahan baku, proses pengaraman, fermentasi dan pematangan.
Untuk pembuatan
peda secara tradisional, waktu
pematangan tidak terlalu lama
sehingga cita rasa yang dihasilkan
tidak terlalu tajam.
Pada pembuatan
peda dalam skala laboratorium
telah diadakan beberapa usaha untuk
meningkatkan mutu peda, yaitu
penambahan waktu fermentasi dari
tiga hari menjadi lima hari,
membersihkan ikan dengan larutan garam 10%, penambahan antibiotik dan
antioksidan, memperpanjang waktu pematangan menjadi 60 hari, menyimpan dalam wadah
plastic yang terjamin kebersihannya, memberikan tambahan nutrisi bagi mikroba fermentasi
dan penambahan starter (bibit mikroba fermentasi)
pada pembuatan peda.
Tahapan
pengolahan peda
1) Sortasi
terhadap bahan baku yang akan diolah, dilakukan penyiangan dengan membuang isi perut
dan insang kemudian cuci bersih agar peda yang
dihasilkan kualitasnya baik.
2) Ikan
yang sudah disiangi dilakukan penggaraman 25%.
3) Disimpan
dalam wadah dan disusun berlapis,
kemudian ditutup dan dilakukan proses fermentasi tahap pertama selama 1-2 hari.
4) Selanjutnya
dilakukan pembongkaran dan dibersihkan dari garam, disimpan kembali kedalam
wadah dan dilakukan proses
fermentasi tahap kedua agar terbentuk
cita rasa yang khas. Tahap itu
disebut dengan tahap pematangan. Pada tahap itu dapat dilakukan
fermentasi selama satu minggu sampai beberapa bulan, tergantung pada
cita rasa yang diinginkan.
Mikroorganisme yang Berperan
Bakteri yang ditemukan pada ikan peda terutama dari jenis bakteri
gram positif berbentuk koki, bersifat
nonmotil, hidup secara aerob atau fakultatif anaerob, bersifat katalase positif, serta bersifat proteolitik. Disamping itu,
kebanyakan bakteri tersebut juga bersifat indol dan oksigen
negatif, beberapa diantaranya dapat mereduksi
nitrat dan dapat menggunakan sitrat
sebagai sumber karbon untuk hidupnya.
Bakteri yang diisolasi dari ikan peda mempunyai sifat pertumbuhan yang mesofilik dengan pH 6-8
dan termasuk ke dalam kelompok bakteri haloteran sampai
bakteri halofilik. Pada ikan ada bakteri yang membentuk warna merah/orange.
Kebanyakan pigmen yang terdapat pada bakteri dapat diklasifikasikan ke dalam jenis
pigmen karotenoid, antosianin, tripilrilmethen, dan phenazin.
Mikroba
yang berperan selama fermentasi peda adalah
mikroba yang berasal dari ikan itu sendiri atau dari garam yang
ditambahkan. Untuk mengetahui dengan tepat bakteri yang terdapat pada peda
diperlukan identifikasi lebih lanjut.
Namun dari beberapa uji yang
dilakukan maka mikroba-mikroba tersebut diduga dari bakteri jenis Acinetobacter, Flavobacterium, Cytophaga,
Halobacterium atau Halococcus yang termasuk dalam bakteri
gram negatif. Sedangkan untuk bakteri
gram positif diduga
dari jenis Micrococcus, Staphylococcus dan Corynebacterium.
Perubahan
Selama Fermentasi Peda
Peda yang
baik adalah peda yang berwarna
merah, teksturnya maser, dan mengandung nutrisi yang cukup tinggi, perbandingan nutrisi
antara peda merah dan peda putih
dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel. Komposisi Kimia Peda dan Peda Putih
Komposisi
|
Peda
Merah
(%)
|
Peda
Putih
(%)
|
Air
lemak
|
44-47
|
44-47
|
Lemak
|
7-14
|
1,5-7
|
Protein
|
21-22
|
26-37
|
NaCl
|
15-17
|
12-18
|
Mutu
peda tersebut sangat
dipengaruhi oleh jenis ikan yang digunakan, cara pengolahan, dan cara
penyimpanannya. Selama proses fermentasi
terjadi penurunan kadar air akibat
penambahan garam yang sifatnya
menarik air bahan.
Pada fermentasi tahap I, penambahan
garam penurunan kadar air tinggi sampai
waktu tertetu, dan
tidak terjadi lagi penurunan
kadar air hingga kadar airnya stabil.
Garam yang masuk kedalam daging ikan akan
menyebabkan terjadinya perubahan kimia dan fisik terutama protein. Garam akan
mendenaturasi protein dan mengakibatkan koagulasi. Akibat dari proses itu,
air akan keluar dari tubuh ikan dan daging ikan akan mengkerut.
Pada fermentasi tahap II akan terjadi pemecahan
protein, lemak dan komponen lainnya. Pada tahap itu enzim yang
berperan adalah enzim yang
berasal dari jaringan
ikan. Aktivitas enzim
selanjutnya akan merangsang aktivitas
yang dihasilkan oleh mikroba. Selama fermentasi, asam-asam amino akan mengalami
peningkatan akibat adanya pemecahan protein selama fermentasi. Pemecahan disebabkan
oleh enzim proteolitik yang terdapat dalam jaringan itu sendiri
dan enzim yang dihasilkan oleh mikroba.
Enzim proteolitik yang terdapat dalam jaringan tubuh ikan terutama terdapat dalam saluran
pencernaan, yaitu bagian pilorik caecum dan lendir usus. Pada
pembuatan peda apabila bagian-bagian tersebut dihilangkan maka kandungan enzim proteolitik
dari jaringan ikan jauh berkurang
dan yang banyak
aktif adalah enzim dari
aktivitas mikroba. Enzim proteolitik dari bakteri terutama dihasilkan oleh bakteri
yang bersifat halofilik.
Adanya air mengakibatkan
proses penguraian lemak menjadi asam lemak dan gliserol dapat
berjalan dengan baik.
Enzim lipase yang aktif dapat
berasal dari jaringan otot dan adiposa, juga berasal dari
bakteri.
Hasil degradasi protein dan lemak dapat menghasilkan senyawa
cita rasa, bau
khas pada peda disebabkan karena adanya senyawa metil keton, butil
aldehid. Selain itu, kandungan asam
amino nitrogen yang tinggi
juga dapat mempengaruhi cita
rasa peda. Konsistensi maser pada peda sangat
dipengaruhi oleh kandungan lemak yang
tinggi dan adanya enzim proteolitik yang akan mengubah
tekstur ikan sehingga menjadi
maser. Sedangkan warna merah
pada peda selain
disebabkan bahan baku, enzim dari bakteri disebabkan pula karena selama
fermentasi terjadi interaksi antara karbonil
yang berasal dari
oksidasi lemak dengan gugus asam amino dan protein.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.