Analisis Pengamatan Perkembangan Telur Ikan Nilem
Hasil pengamatan menunjukan telur ikan fase perkembangannya terganggu atau mati dikarenakan
faktor indukan yang kurang matang. Dalam hal ini diduga karena pada saat ovulasi ikan terhambat, disebabkan oleh lemak yang membuat organ klamin betina tertutup. Ikan baru dapat berovulasi 30
menit dari waktu yang seharusnya dan ovulasi terjadi secara parsial atau tidak lancar. Diduga ketika berovulasi
organ genitas betina berdifusi dgn air sehingga telur sebagian mati dan
sebagiannya dapat terbuahi namu ketahanannya sangat lemah.
Memilih
dan menentukan indukan ikan nilem yang baik
Kesuksesan budidaya ikan nilem mempunyai beberapa faktor
penentu, salah satu yang terpenting adalah pemilihan induk. Faktor induk sangat
menentukan dalam keberhasilan kegiatan budidaya. induk ikan nilem yang baik
akan menghasilkan benih yang berkualitas dan memberikan nilai tambah ekonomi
yang memuaskan.
Teknik memilih
indukan ikan nilem yang baik
1.
Ikan nilem yang tidak memiliki kecacatan
pada tubuhnya.
2.
Ikan nilem yang memiliki tingkat pertumbuhannya
sangat cepat dibandingkan ikan nilem lainnya.
3.
Ikan nilem yang sangat responsif
terhadap makanan yang diberikan.
4.
Ikan nilem yang memiliki tingkat resisten
terhadap serangan penyakit yang lebih dibandingkan ikan nilem lainnya.
5.
Induk Ikan Nilem betina yang sudah dapat
dipijahkan kurang lebih berumur 1 sampai 1,5 tahun.
6.
Induk betina yang sudah matang telur
terlihat perutnya membesar, jika diraba terasa lunak, dan jika diraba dengan
tekanan pelan ke arah anus akan keluar cairan jernih berwarna
kekuning-kuningan.
7.
Induk jantan yang sudah dapat dipijahkan
kuarng lebih berumur 8 bulan, yang akan mengeluarkan cairan berwarna putih susu
dari lubang genitalnya apabila perutnya ditekan ke arah anus.
Prosedur Penanganan Yang Baik Saat Pertumbuhan Embrio
Penanganan
yang tepat pada saat perkembangan embrio telur sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan penetasan telur. Perkembangan telur ikan sangat dipengaruhi oleh
kandungan oksigen yang optimal, kandungan karbondioksida dan racun minimal,
serta harus bebas dari musuh-musuh telur yaitu bakteri, jamur dan zooplankton.
Telur biasanya ditemukan mati pada saat tahapan morula atau embrio. Sebab-sebab
kematian telur pada umumnya adalah kekurangan oksigen, temperatur yang tidak
cocok dan serangan bakteri (Sistina, 1999).
1. Mengetahui sifat dari telur ikan itu sendiri
Telur
ikan nilem bersifat non adhesive atau tidak menempel, jika dalam penanganan
telur tidak teraduk maka telur akan saling bertumpuk dan membuat telur
kekurangan oksigen. Maka dari itu dalam penanganannya akuarium tempat penetasan
selalu di aduk dengan menggunakan udara dari aerator hingga telur menetas, atau dapat juga digunakan corong penetasan system air mengalir
2. Ph dan suhu air yang digunakan harus tepat dan cocok untuk telur ikan itu sendiri
Selain
itu suhu air yang digunakan haruslah bagus untuk penetasa, seperti yang
sebelumnya disebutkan bahwa salah satu faktor kematian telur adalah disebabkan
oleh suhu atau tempertatur yang tidak cocok. Suhu yang tepat untuk penetasan
telur ikan nilem ini adalah berkisar antara 26-19 oC, dan dapat
menggunakan hitter. Jika
penetasan di lakukan di luar ruangan usahakan agar telur tidak terlalu banyak
mendapat sinar matahari karena berpengaruh pada suhu dan air hujan yang dapat merubah suhu secara drastis juga nilai Ph air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.