Pembangunan perikanan
budidaya di Indonesia secara umum telah mampu meningkatkan produksi pada
berbagai bidang usaha yang dikembangkan.
Produksi perikanan dalam periode 2000-2004 mengalami peningkatan
rata-rata per tahun sebesar 5.23% yakni dari 5.107 juta ton pada tahun 2000
menjadi 6.231 juta ton pada tahun 2004.
Produksi perikanan tersebut masih didominasi oleh usaha penangkapan.
Rendahnya produksi perikanan budidaya antara lain disebabkan oleh masih
rendahnya manajemen budidaya pada
sebagian besar pembudidaya ikan (Mintohardjo, 2003).
Berbagai upaya untuk
meningkatkan produksi akuakultur terus dilakukan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan dengan
melaksanakan berbagai macam program diantaranya, program Intensifikasi Budidaya
Ikan (INBUDKAN), Budidaya Ikan di Pedesaan, Budidaya Ikan Terintegrasi dan
lain-lain. Melalui program ini, teknologi budidaya ikan diintroduksikan dengan
tujuan untuk memperbaiki pelaksanaan budidaya ikan.
Keberhasilan program
pengembangan perikanan budidaya sangat dipengaruhi oleh kesesuaian teknologi
yang dianjurkan dengan kebutuhan pembudidaya ikan. Hal ini disebabkan oleh
sifat akuakultur yaitu spesifik lokasi, sehingga teknologi yang telah
diciptakan dengan baik harus diadaptasikan atau dimodifikasi untuk
diaplikasikan di lokasi berbeda guna mengetahui variabilitas ekonominya
(Widodo, 2001).
Pengembangan akuakultur pada lokasi yang berbeda
dipengaruhi oleh sejumlah pembatas diantaranya faktor biologi, ekonomi dan
sosial (Widodo, 2001). Selain itu, faktor lainnya adalah kesediaan pembudidaya
ikan untuk mengadopsi teknologi budidaya ikan yang dianjurkan. Kesediaan untuk
melakukan adopsi atau tidak akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
keluaran program yang dikembangkan itu sendiri (Kusai, 1996).
Sebagai contoh, Kabupaten Purbalingga merupakan
salah satu sentra pembesaran ikan gurami di kawasan Banyumas. Program
pengembangan budidaya ikan berikut introduksi teknologi pembesaran ikan gurami
telah dilakukan sejak lama. Dalam penerapannya terdapat beberapa faktor yang
dapat berpengaruh terhadap kebrhasilan program atau teknik perikanan yang
dilakukan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intemal seperti karakteristik
individu, motivasi, keterlibatan dalam organisasi, komunikasi impersonal,
terpaan media massa, dan tingkat
kosmopolitan, sedangkan faktor ekstemal contohnya seperti kebijakan pemerintah,
sistem sosial dan norma-norma sosial, dan persepsi pembudidaya terhadap sifat-sifat
inovasi seperti keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas triabilitas,
dan observabilitas yang berpengaruh positif terhadap adopsi inovasi ataupun
adopsi teknik budidaya perikanan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika ada yang kurang di mengerti atau ada yang perlu di koreksi silahkan komentar, baik berupa pertanyaan ataupun koreksi.